MEMBEDAH KANTIN KEJUJURAN DI SEKOLAH
Oleh: Mursana, M.Ag
Sesuai dengan UU. No.20 Tahun
2003 bahwa Fungsi Pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sedangkan Tujuan Pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik,
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Sebagai salah satu usaha untuk
mencapai fungsi dan tujuan tersebut, pemerintah dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional bekerja sama dengan Kejaksaan Agung dan Komisi
Pemberantasan Korupsi ( KPK ) mencanangkan pendirian Kantin Kejujuran di
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di seluruh Indonesia. Kantin
Kejujuran di Sekolah yang digagas oleh DR. Dody Susanto, M.Si ( Ketua umum
Karang Taruna Nasional ) ini dimaksudkan pendidikan anti korupsi sejak di
bangku sekolah. Dengan adanya Kantin Kejujuran di Sekolah diharapkan bisa
membentuk karakter siswa setiap siswa sadar akan bahaya korupsi bagi bangsa.
Sebab, karena korupsilah negara yang dikenal oleh dunia sebagai negara yang
subur makmur, kaya akan sumber alam; hutan, laut, gunung, minyak, gas, dan
tambang menjadi negara termiskin. Dan karena korupsi pula rakyat menjadi
sengsara.
Kalau dihayati dengan seksama
ternyata korupsi berawal dari ketidakjujuran seorang pemimpin. Belakangan ini
nilai sebuah kejujuran memang seakan-akan menjadi barang langka, sehingga saat
ini sangat susah mencari kejujuran di Bumi Pertiwi yang mayoritas penduduknya
muslim ini. Padahal di
Republik Indonesia tercinta ini sangat membutuhkan para pemimpin yang jujur.
Yakni pemimpin yang dipercaya oleh rakyatnya,. Karena salah satu krisis bangsa
ini disebabkan para pemimpinnya tidak jujur. Lihat saja
penyelewengan-penyelewengan terjadi di semua lini kehidupan. Dari mulai
penyelewengan APBN, APBD yang dilakukan oleh pejabat Eksekutif dan Legislatif
yang jumlahnya triliunan rupiah setiap tahunnya, belum lagi aksi para koruptor
yang semakin gila. Bahkan di perusahaan-perusahaan baik milik negara maupun
swasta tidak ketinggalan ikut andil dalam penyimpangan tersebut. Inilah dampak
dari kekhianatan para pemimpin tersebut. Kemiskinan semakin merajalela,
sementara lapangan kerja semakin langka, yang akibatnya pengangguran semakin
menganga, aksi kejahatan dimana-mana. Maka pertanyaan yang sering muncul
setelah melihat kondisi seperti di atas adalah, apakah negeri ini masih bisa
bangkit dari keterpurukan? Jawabannnya ialah harus bisa bangkit. Bagaimanakah
caranya? Caranya adalah hendaklah semua komponen bangsa ini sadar tentang
hakekat dirinya, dan harus kembali kepada hati nuraninya. Hati nurani inilah
yang bernama amanah dan kejujuran. Mudah-mudahan keberadaan Kantin Kejujuran di Sekolah paling tidak bisa
mengurangi rengking atau predikat Negara terkorup di Asia. Sebagaimana
dimaklumi bersama, berdasarkan hasil survey nasional bahwa pada tahun 2008
lalu, Indonesia menjadi negara terkorup di Asia.
Efektif atau Penghamburan ?
Sejak disosialisasikan dua
tahun silam, sudah lebih dari 1000 Kantin Kejujuran di Sekolah secara nasional
di berbagai propinsi yang sudah diresmikan keberadaannya oleh Kepala Daerah dan
Kepala Kejaksaan. Hal ini tentu saja perkembangan yang sangat menggembirakan
bagi bangsa Indonesia. karena apabila kantin ini benar-benar efektif dan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, optimis negeri ini akan bebas korupsi pada masa
sepuluh sampai duapuluh tahun ke depan. Pasalnya anak-anak yang sekarang sedang
duduk di bangku SMA, pada duapuluh tahun ke depan akan memimpin bangsa ini,
menggantikan generasi tua yang korup.
Keberhasilan Kantin Kejujuran
di Sekolah harus didukung oleh berbagai pihak. Disamping dukungan dari Kepala
Daerah dan Kepala Kejaksaan juga harus mendapat dukungan penuh dari unsur
pendidikan, yakni Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, Komite Sekolah,
orang tua siswa, dan lingkungan masyarakat. Dukungan tersebut yang paling
penting adalah dukungan moral dengan aksi, tegakkan kejujuran dan hancurkan
korupsi. Tidak akan ada artinya sebuah Kantin Kejujuran di Sekolah apabila
nilai-nilai kejujuran tersebut dikotori oleh oknum Kepala Dinas Pendidikan atau
Kepala sekolah itu sendiri. Misalnya bagaimana mungkin para siswa akan menjadi
orang jujur kalau Kepala Dinas Pendidikan atau Kepala Sekolahnya nilep duit
bos, gemar membuat laporan dan setempel palsu. Hal ini mungkin saja bisa
selamat dari pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atau Komisi Pemberantasan
Korupsi. Tapai ingat jangan lupa ada Badan Pemeriksa yang yang maha adil dan
tidak mungkin bisa disuap yakni di Akhirat. Alaisallahu bi ahkamil
haakimiin, Bukankah Allah hakim seadil-adilnya? Bila hal ini terus terjadi,
maka keberadaan Kantin Kejujuran di Sekolah tidak akan bisa efektif. Bahkan
sebaliknya, menghamburkan uang saja.
Mari perhatikan ungkapan
beberapa Kepala Daerah ketika meresmikan beberapa Kantin Kejujuran di Sekolah
yang ada di daerahnya. Ungkapan ini merupakan gerakan moral yang harus diikiti
oleh bawahannya. Di SMAN 1 Sumber, Bupati Cirebon Drs. H. Dedi Supardi,
MM.didampingi oleh Kepala Kejaksaan Negeri Sumber, Ketua Karang Taruna Nasional
( penggagas Kantin Kejujuran di Sekolah ), DR. Dody Susanto, M.Si., dan Ir.
Budi setiawan Ketua Karang Taruna Jawa barat meresmikan Kantin Kejujuran di
Sekolah pavorit warga Cirebon tersebut pada tanggal 29 Oktober 2007 lalu. Dalam
sambutannya Bupati mengatakan bahwa keberadaan Kantin Kejujuran di Sekolah
”hendaklah mampu memberikan pelajaran moral bahwa kita tidak boleh mengambil
barang orang. Dan semoga keberadaan Kantin Kejujuran di Sekolah bisa dijadikan
sebagai filosofi gerakan anti korupsi”. Sementara Bupati Bandung Obar Subarna,
ketika meresmikan SMAN 1 Ciparay pada tanggal 15 Januari 2008 mengatakan,
keberadaan Kantin Kejujuran di Sekolah diharapkan setiap siswa tidak melakukan
praktek darmaji ( dahar lima ngaku siji ) alias tidak jujur dan membuat
laporan palsu. Karena dalam Kantin Kejujuran di Sekolah setiap makanan atau
barang dagangan sudah ada bandrolnya masing-masing. Bahkan yang lebih istimewa
adalah adanya kotak untuk menyimpan uang. Setiap siswa yang membeli makanan
atau barang dagangan pada Kantin Kejujuran di Sekolah, ia berhak menyimpan
uangnya atau mengambil kembaliannya pada kotak uang tersebut. Pada Kantin ini
tidak nampak penjaga kantin. Di sinilah para siswa dilatih untuk berbuat jujur, walaupun tanpa pengawasan
seorang penjaga kantin. Lain lagi ceritanya
dengan keberadaan Kantin Kejujuran di Sekolah yang ada di Kota
Yogyakarta yang satu tahun ini mengalami kerugian, akibat ketidakjujuran dan
keisengan para siswanya.
Dari ungkapan Bupati Cirebon
dan Bandung di atas, apabila benar-benar didukung dan di amiini oleh semua
lapis bawahannya, insya Allah daerah-daerah tersebut akan bebas korupsi pada masa
sepuluh sampai duapuluh tahun ke depan.
Agama ajarkan kejujuran
Setiap muslim diperintahkan
untuk berlaku amanah dan memiliki akhlak yang baik serta sifat yang terpuji.
Karena barangsiapa yang melakukan sifat-sifat tersebut, niscaya ia diberi
balasan yang baik di dunia maupun di akhirat. Dan barangsiapa yang meninggalkan
khianat dan menipu karena Allah dengan segenap kejujuran dan keikhlasan,
niscaya Allah mengganti hal tersebut dengan kebaikan yang banyak. Seorang
sahabat nabi Saw. Abu Hurairah ra. meriwayatkan, Rasulullah Saw. bersabda: ''Ada
seorang laki-laki yang membeli tanah perkebunan dari orang lain. Tiba-tiba
orang yang membeli tanah perkebunan tersebut menemukan sebuah guci yang di
dalamnya terdapat emas. Maka ia berkata kepada penjualnya,”'Ambillah emasmu
dariku, sebab aku hanya membeli tanah perkebunan, tidak membeli emas!, Orang
yang memiliki tanah itu pun menjawab, “Aku menjual tanah itu berikut apa yang
ada di dalamnya”. Lalu keduanya meminta keputusan hukum kepada orang lain.
Orang itu berkata, “Apakah kalian berdua memiliki anak? Salah seorang dari
mereka berkata, “Aku memiliki seorang anak laki-laki”. Yang lain berkata, “Aku
memiliki seorang puteri”. Orang itu lalu berkata, “Nikahkanlah anak
laki-laki(mu) dengan puteri(nya) dan nafkahkanlah kepada keduanya dari emas itu
dan bersedekahlah kalian dari padanya!”.' (HR. Al-Bukhari dalam Akhbar Bani
Israil, dan Muslim).
Riwayat hadits di atas
memberikan motivasi kepada setiap insan agar dalam hidup ini senantiasa
memelihara amanah (kepercayaan) dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
walaupun dirasakan sangat berat. Apabila para pemimpin memiliki kedua sifat
tersebut, insya Allah akan dicintai rakyatnya. Dan mustahil akan dikejar-kejar
oleh pihak kepolisian dan KPK sebagai
tersangka dalam kasus hukum. Demikianlah gambaran orang yang jujur. Semoga melalui
Kantin Kejujuran di Sekolah ini menjadikan Indonesia segera bangkit dari
keterpurukan. Amiin
*Mursana, M.Ag. : Ketua Pokjaluh Kandepag Kab.Cirebon,
alumni Pesantren Darussalam Ciamis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar