KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
TERNODA
( Sebuah Catatan Akhir
Tahun 2008 )
Oleh : Mursana, M.Ag
(Penamas Kandepag
Kab.Cirebon, Alumni Pesantren Darussalam Ciamis)
Usia kemerdekaan Negara
Republik Indonesia sudah mencapai 68 tahun. Mestinya usia ini sudah cukup
dewasa dalam menghadapi berbagai persoalan di Bumi pertiwi ini. Namun apa yang
terjadi, ternyata sampai dengan saat ini bangsa yang dulu pernah dikenal oleh
seluruh dunia sebagai bangsa yang aman, damai, dan tertib, kini tidak mampu
menyelesaikan berbagai problematika bangsa. Salah satu diantaranya adalah
masalah Kerukunan Umat beragama. Kita masih ingat, pada tanggal 01 Juni 2008
lalu berbagai elemen masyarakat dari berbagai daerah , organisasi, dan LSM yang
tergabung dalam Komunitas Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan
Berkeyakinan (AKKBB) berencana mau melakukan rapat akbar di Lapangan Monumen
Nasional Monas) dalam rangka
memperingati hari lahir Pancasila. Siang itu mereka mendatangi kawasan tersebut, namun belum juga acara
dimulai karena masih menunggu para peserta yang bakal hadir dalam acara itu,
tiba-tiba sekelompok masa menamakan diri Komando
Laskar Islam yang sebagian besar berseragam Front Pembela Islam (FPI)
dipimpin oleh Munarman datang secara mendadak sambil meneriakan kalimat suci Allahu Akbar dengan wajah bringas mereka
melakukan aksi kekerasan dan brutal dengan cara pemukulan dengan tangan dan
alat terhadap peserta rapat akbar yang terdiri dari kaum ibu dan anak-anak
disamping kaum lelaki. Tentu saja acara yang menurut rencana akan dihadiri oleh
KH.Abdurrahman Wahid ini kacau balau tidak sesuai dengan rencana. Para korban kebrutalan FPI segera di bawa
ke Rumah Sakit untuk diberikan pertolongan. Akibat kekerasan yang dilakukan
oleh kelompok ini, banyak korban yang menderita patah tulang, geger otak, luka
di kepala dan wajah yang tercatat oleh LBH berjumlah kurang lebih tujuh puluh
orang termasuk diantaranya adalah KH. Maman Imanul Hak seorang Pengasuh Pondok
Pesantren Al-Mizan. Ulama kharismatik dari Kabupaten Majalengka ini mengalami
luka yang cukup serius hingga sebagian yang luka harus diberikan beberapa
jahitan. Beberapa jam setelah peristiwa monas pada malam hari timbul reaksi
dari masyarakat Cirebon, sekelompok orang yang mengatasnamakan simpatisan warga
NU melakukan aksi kecaman terhadap kebrutalan FPI di Monas dengan merobohkan
plang papan nama yang bertuliskan PD FPI
Wilayah Cirebon yang terletak di Desa Setu Kulon Kecamatan Weru. Pada hari-hari
berikutnya berbagai aksi kecaman dan kutukan muncul dari berbagai daerah agar
organisasi ini dibubarkan demi keutuhan NKRI. Pasalnya menurut mereka kelompok
ini meresahkan masyarakat, terbukti dengan setiap aksinya selalu melakukan
kekerasan ala bar bar. Padahal Islam adalah agama yang mengajarkan kepada
umatnya agar cinta damai, rukun, menghargai perbedaan, dan toleransi kepada
umat lain seperti tercermin dalam alQur’an surat alKafirun ayat 6:“Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Inilah
prinsip Islam: santun dan indah yang diajarkan oleh nabi akhir zaman sayidina
wa maulana Muhammad Saw. kepada umatNya.
Kecenderungan Anarkis
Dalam berbagai kesempatan,
Penulis sering bertafakkur tentang kondisi bangsa saat ini. Kenapa akhir-akhir
ini sebagian komunitas masyarakat cenderung brutal dan anarkis dalam
menyelesaikan masalah? Sebab Indonesia yang dulu mereka kenal sebagai bangsa
yang menghargai setiap perbedaan, hidup dalam suasana rukun dan damai, kini
tercabik-cabik oleh sisi negatif pluralis itu sendiri, karena lebih menonjolkan
faktor kultur, faktor leluhur, dan primordialisme lainnya. Kita tentu tidak
dapat menutup mata begitu saja terhadap berbagai kejadian dan peristiwa
kemanusiaan yang merendahkan martabat bangsa sehingga menyandang gelar negatif,
ekstrimis, radikalis, anarkis dan teroris, dengan munculnya berbagai konflik di
berbagai belahan Nusantara meskipun pelan namun harus pasti dapat diselesaikan
secara kemanusiaan, demokratis, adil dengan menghargai keberadaan masing-masing
sebagai salah satu komponen yang lengkap dalam sebuah bangsa.
Peristiwa Monas yang terjadi
pada tanggal 01 juni 2008 lalu tidak boleh dianggap remeh. Kepada Pemerintah
dan pihak-pihak terkait hendaklah segera menyelesaikan kasus ini dengan
mengedepankan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Tindak tegas provokator dan
para perusuh sesuai dengan hukum yang beralaku. Apabila tidak segera
diselesaikan, maka peristiwa seperti di Ambon dan Poso akan meletus lagi yang
berakibat goyahnya sebuah NKRI.
Menurut Efendi Zarkasyi,
paling tidak ada empat alasan yang menyebabkan suatu komunitas bisa bertindak
anarkis, diantaranya adalah; pertama, mereka
telah terpengaruh dorongan syetan. Syetan adalah makhluk Allah yang memusuhi
kebenaran dan suka berbuat kerusakan dan kekacauan. Oleh karena itu orang-orang
yang terpengaruh dorongan syetan, maka tindakannya akan ikut memusuhi
kebenaran,suka berbuat kerusakan dan kekacauan. Kedua, yang menjadi penyebab mereka melakukan tindakan anarkis
ialah karena putus asa. Mereka merasa putus asa karena merasa gagal untuk
memaksakan kehendak politiknya atau mungkin ideologinya, baik secara formal
maupun konstitusional. Mereka gagal karena tidak mendapatkan dukungan. Terang
saja tidak mendapatkan dukungan, sebab yang diperjuangkannya bukan kebenaran
dan keadilan, serta melalui cara-cara yang tidak wajar dan inkonstitusional.
Akibat gelap mata akhirnya menghalalkan segala cara, membuat provokasi
(memancing kemarahan), makar, memutarbalikan fakta, dan menggerakan kerusuhan
masa. Ketiga, yang menjadi penyebab
mereka melakukan tindakan anarkis ialah karena mereka merasa golongan atau
kelompoknya yang paling benar (ekslusif),sedangkan yang lainnya dianggap salah
atau sesat. Oleh karena itu jika pendapat mereka sendiri tidak dipakai,
sedangkan pendapat golongan lain yang dipakai, maka mereka akan selalu
memperjuangkan pendapatnya dengan segala cara, termasuk menggunakan cara makar
dan kekerasan. Dan Mereka tidak akan pernah mau mendengar dan menerima pendapat
golongan lain, walaupun itu adalah sebuah kebenaran. Keempat, yang menjadi penyebab mereka melakukan tindakan anarkis
ialah karena mereka mengira bahwa dengan tindakan itu situasi menjadi baik.
Persangkaan itu tidak beralasan sama sekali, dan kenyataannya malah situasi
semakin runyam dan kacau balau. Maka hendaklah kita pertimbangkan masak-masak
sebelum bertindak, sehingga kita tidak terjebak pada perbuatan bodoh dan
merusak. Orang yang berakal ialah orang yang selalu mempertimbangkan sesuatu
secara matang sebelum bertindak. Sahabat Nabi Muhammad Saw., Ali bin Abi Thalib
pernah berkata, ”lidah orang berakal
dibelakang hatinya, dan hati orang yang bodoh dibelakang lidahnya”. (Nahjul
Balaghah: 22). Keempat alasan inilah yang menyebabkan setiap kelompok
masyarakat melakukan aksi anarkis, demi meraih sebuah tujuan dan idealisme,
walaupun dengan cara yang tidak halal: merugikan, menyakitkan, dan membuat
seseorang kehilangan nyawanya.
Islam Agama Rahmatal
lil’alamin
Kata Islam berasal dari
“aslama-yuslimu-islaman” yang berarti tunduk, patuh, pasrah, menyerahan jiwa
dan raga kepada Allah, juga bisa saja berarti damai, selamat, dan sejahtera.
Jadi Islam berarti agama yang mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa
tunduk, patuh, dan pasrah terhadap ajaran
ilahi yang di bawa oleh nabi Muhammad Saw. demi terciptanya perdamaian,
keselamatan, dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Dari pengertian di atas bisa
dipahami bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan umatNya supaya mengkampanyekan hidup damai
kepada seluruh makhluk yang ada di alam jagat raya ini agar memperoleh
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Berikut ini akan
diuraikan beberapa ajaran islam dan peristiwa pada zaman nabi Muhammad Saw.
yang menggambarkan bahwa Islam adalah agama perdamaian dan rahmat bagi seluruh
Alam, yaitu: 1) dalam Riyadhus Shalihin: 387, nabi Muhammad Saw. pernah
bersabda,”Wahai sekalian manusia : tebarkan
perdamaian (salam), berilah makanan
kepada kaum lemah, eratkan silaturrahim, dirikan shalat malam, kalian bakal
masuk sorga dengan kedamaian (salam). HR.AtTurmudzi. 2) dalam Al-adabun Nabawy:
23, nabi Saw. bersabda, “ Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan
disayang”.HR.Muslim. 3) dalam kitab yang sama halaman 40, nabi Saw. bersabda,
“Seorang perempuan disiksa (di Neraka) karena telah mengurung kucing sehingga
mati, sebab kelaparan tidak diberi makan”.HR.Bukhari dan Muslim. 4) ketika ada
janazah orang yahudi lewat di depan nabi Muhammad Saw., Beliau berdiri untuk
menghormati sesama makhluk Allah Swt. 5) setiap nabi mau ke Masjid selalu
diludai oleh seorang lelaki yahudi ketika lewat di depan rumahnya. Suatu hari
lelaki tersebuts sakit, lalu Beliau menengoknya, hingga ia masuk Islam. 6)
dalam Subulussalam,IV:182, Beliau bersabda, “tidaklah seseorang disebut
gagah/kuat. sesungguhnya orang gagah/kuat adalah yang mampu menguasai hawa
nafsunya ketika ia sedang dalam keadaan marah”.HR.Muttafaq ‘alaih.
Beberapa hadits dan peristiwa
yang terjadi pada zaman nabi Muhammad
Saw. di atas menggambarkan tentang indahnya syari’at Islam, bahwa Ia adalah
agama rahmat (kasih sayang), agama damai (salam), dan agama toleran (tasamuh wa
taraahum) yang senantiasa menghargai setiap perbedaan yang terjadi di alam ini.
Semoga melalui tulisan ini
semua pihak menyadari tentang pentingnya Ukhuwah
islamiyah dan Wathoniyah demi
tegaknya NKRI yang berbhineka tunggal ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar