Cari Blog Ini

Jumat, 28 Juli 2017

Khutbah jumat "Ibadah Haji bukan untuk memperoleh gelar haji"

IBADAH HAJI BUKAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR HAJI
Oleh: Mursana, M.Ag

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Bersyukur kepada Allah SWT hari ini alhamdulillah kita masih bisa memenuhi undanganNya untuk melaksanakan Shalat Jum’at. Mudah-mudahan setiap langkah kita untuk menuju masjid kebanggaan kita ini dicatat kebaikan oleh Allah SWT untuk bekal pada hari kiamat nanti. Amin. Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam semesta jagat raya yakni sayyidina wa maulana Muhammad SAW beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan para pengikutNya termasuk kita semua sampai akhir zaman. Amin ya rabbal’alamin.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Qs. Ali Imran : 97)
Dalam Ayat lain Allah SWT berfirman :
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah (Qs. Al Baqarah : 196)
Menurut ulama tafsir menjelaskan bahwa kedua ayat tersebut menjadi dalil tentang perintah melaksanakan ibadah haji bagi orang Islam yang sudah memenuhi syarat dan rukun tertentu. Dalam kedua ayat tersebut kata lillah diletakan di awal dan di akhir ayat. Ini berarti bahwa orang yang melaksanakan ibadah haji harus senantiasa memegang niat ikhlas yang kokoh baik ketika sebelum berangkat maupun setelah berangkat haji.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Pada hari ini Jumat tanggal 28 Juli 2017, Pemerintah akan memberangkatkan jamaah haji gelombang pertama. pertanda bahwa musim haji segera tiba. Syukuran hajipun digelar dimana-mana dengan beranekaragam acara. Ada yang menggunakan istilah “Walimatus Safar, Haflah Muwada’ah haji dan umrah, Syukuran Haji dan lain sebagainya. Intinya acara tersebut mengandung dua tujuan yaitu memohon maaf kepada masyarakat sekitar dan memohon doa dari masyarakat. Tradisi seperti itu sah-sah saja selagi calon tamu Allah ini mampu, tidak bermaksud riya-sum’ah, dan acaranya tidak bertentangan dengan syari’at Islam.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Berbicara tentang niat atau keikhlasan dalam beribadah adalah sesuatu yang gampang. Tapi dalam prakteknya amatlah susah dan sangat berat untuk dilaksanakan. Terlebih dalam menunaikan ibadah haji. Karenanya syaitan senantiasa menggoda dan memperdaya manusia dengan berbagai siasat dan tipu muslihatnya agar ibadah yang dilaksanakannya itu tidak diterima Allah SWT.
Memang dalam melaksanakan ibadah haji, niat yang tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah adalah sesuatu yang sangat berat sekali. Tetapi itu harus diperjuangkan supaya bisa ikhlas. Coba bayangkan; dari mulai ditetapkan porsi keberangkatan saja sudah senangnya luar biasa sehingga terasa gatel lidahnya apabila berita gembira ini tidak diceritakan kepada keluarga, temaan, tetangga. Akhirnya orang sekampung tahu semua, bahkan bisa jadi se-kabupaten tahu semua karena sekarang ada WA-Facebook sebagai media sosialisasi bahwa dia akan berangkat untuk menunaikan ibadah haji tahun sekian misalnya. Padahal waktu keberangkatan itu masih sangat lama. Belum lagi ketika sudah ada Bimbingan Manasik Kolosal tingkat kabupaten, acara syukuran haji, acara keberangkatan haji dari rumah ke KBIH, ke Asrama Haji Watubelah, sampai pemberangkatan jamaah haji ke Asrama Haji Bekasi dan Bandara Soekarno-Hata, iring-iringannya senantiasa membuat jalan semakin rame bahkan sampai macet sehingga mengganggu lalu lintas di jalan raya. Sehingga orang-orang bertanya ada apa ini? Jawabnya ada jamaah haji. Akhirnya semua orang tahu bahwa dia akan menunaikan ibadah haji. Ketika semua orang tahu inilah, keikhlasan niat dari seseorang yang akan menunaikan ibadah haji benar-benar akan diuji oleh Allah SWT. Apakah dia bisa ikhlas atau tidak?

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Tidak berhenti sampai disitu ujian keikhlasan ini berlangsung, ketika sampai di tanah sucipun akan diuji oleh Allah SWT. Bahkan setelah selesai menunaikan ibadah haji dan bisa kembali ke tanah air, ternyata ujian keikhlasan dari Allah masih juga belum berakhir. Orang-orang yang ada disekitarnya memanggil dia dengan gelar baru yakni pak Haji dan bu Hajjah.
Dengan panggilan pak Haji dan bu Hajjah itu, apakah dia menjadi semakin senang atau tidak? Lalu ketika ada orang yang memanggil dia hanya dengan sebutan namanya saja, apakah dia marah atau tidak? Sebab ada banyak kasus tentang masalah panggilan kepada orang yang sudah haji. Ketika ada orang memanggil hanya dengan sebutan namanya saja, dia marah luar biasa. “Tidak tahu ya kalau haji itu mahal, haji itu susah, haji itu pengorbanan” dan lain sebagainya. Itulah beberapa contoh tentang ujian keikhlasan niat bagi orang yang menunaikan ibadah haji.
Untuk itulah khatib mengingatkan, Jangan coba-coba hilangkan pahala hajimu hanya dengan sekedar ingin diberi atau menambahkan gelar “Haji atau Hajjah” di depan namamu,
jika takut tidak kuat akan perbuatan ria. Karena ria dalam syari’at Islam adalah termasuk syirik khafiy.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Tradisi di Indonesia biasanya orang yang sudah pernah melakukan ibadah haji, setelah pulang ke kampung halamannya langsung mendapatkan gelar “Haji atau Hajjah” di depan namanya. Hal itu sah-sah saja sepanjang dia tidak terbuai dengan gelar panggilan tersebut untuk tidak terjerumus kepada perbuatan ria. Para shahabat nabi SAW.yang berjumlah 120.000, mereka juga telah menunaikan ibadah haji, tetapi tidak seorang pun dari mereka yang digelari dengan sebutan “Pak Haji atau Bu Haji”
Penting bagi kita untuk mengetahui bahwa pada dasarnya amalan yang diharapkan olehnya pahala di sisi Allah atau amalan yang dilakukan seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah, itu harus disembunyikan. Tidak mengandung harapan untuk dipuji atau disanjung dan yang semisalnya, agar mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Karena setiap amalan yang diterima di sisi Allah, selain  harus sesuai dengan tuntunan Nabi SAW., juga harus ikhlas karena Allah. Dan diantara upaya seseorang untuk menjaga keikhlasan adalah tidak mengungkit-ungkitnya dan tidak menginginkan sanjungan dari orang lain, selain dari SWT. Maka seseorang yang pergi haji dengan maksud ingin dipanggil “Haji atau Hajjah,” yang jelas dan telah dimaklumi bahwa panggilan “Haji dan Hajjah” di sini mengandung pujian. Apalagi kalau sampai dia sudah pergi haji dan tidak mau dipanggil kecuali dengan sebutan “Pak Haji atau Bu Hajjah.” Dikhawatirkan gugur amalannya, tidak berpahala di sisi Allah SWT.
Ditambah lagi dalam sejarah Islam, tidak seorang pun dari shahabat Nabi SAW, ataupun tabi’in (murid shahabat), tabi’ut tabi’in (murid dari murid shahabat) dan ulama-ulama salaf (yang menggunakan gelar tersebut). Kita tidak pernah mendengar Haji Abu Bakar Ash Shiddiq, Haji ‘Umar bin Khaththab, Haji ‘Ali bin Abi Thalib, Haji ‘Utsman bin ‘Affan, dan juga tidak pernah mendengar Haji Imam Hanafi, Haji Imam Maliki, Haji Imam Syafi’i, Haji Imam Ahmad, Haji Sunan Gunung Jati, dan lain sebagainya. Karena gelar ini bertentangan dengan keikhlasan kepada Allah SWT.
Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Haji merupakan latihan bagi manusia untuk kesalehan sosial, seperti meredam kesombongan, kediktatoran, gila hormat, dan keinginan menindas sesamanya. Sebab, ketika berhaji seseorang harus mencopot pakaian kebesarannya, pakaian sehari-hari yang menciptakan ke'aku'an berdasarkan ras, suku, warna kulit, pangkat, dan lain-lainnya. Semua itu harus ditanggalkan dan diganti dengan pakaian ihram yang sederhana, tidak membedakan antara kaya dan miskin, penguasa, ningrat, rakyat, atau status sosial lainnya. Egoisme ke'aku'an dilebur dalam ke'kita'an, kebersamaan dalam suasana persaudaraan sesama muslim.
Dari penjelasan terswebut, kiranya bisa dipahami bahwa nilai inti haji bukan untuk memperoleh gelar "H" bagi pak haji atau "Hj" bagi bu hajjah di muka nama seseorang. Dan bukan pula karena yang bersangkutan resmi menjadi anggota IPHI, melainkan ada pada keikhlasan dan ketulusan dalam menunaikan ibadah tersebut serta adanya aktualisasi nilai-nilai ibadah itu yang membekaskan kesalehan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua dimudahkan Allah SWT menjadi haji yang mabrur, yang hajinya kelak membekas dalam kehidupan sehari-hari menurut standarisasi Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah kedua diserahkan kepada khatib masing-masing

Kamis, 20 Juli 2017

Khutbah Jumat

SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI JERATAN NARKOBA
Oleh: Mursana, M.Ag

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Bersyukur kepada Allah SWT hari ini alhamdulillah kita masih bisa memenuhi undanganNya untuk melaksanakan Shalat Jum’at. Mudah-mudahan setiap langkah kita untuk menuju masjid kebanggaan kita ini dicatat kebaikan oleh Allah SWT untuk bekal pada hari kiamat nanti. Amin. Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam semesta jagat raya yakni sayyidina wa maulana Muhammad SAW beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan para pengikutNya termasuk kita semua sampai akhir zaman. Amin ya rabbal’alamin.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada aparat Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) karena telah berhasil menggagalkan penyelundupan barang terlarang sabu-sabu seberat satu ton di Hotel Mandalika Anyer Serang Banten pada hari Rabu,12 Juli 2017 lalu. Sabu-sabu sebanyak 1.000 kilogram itu diselundupkan dari Cina ke Indonesia rencananya akan didistribusikan di wilayah Jawa termasuk diantaranya wilayah Kabupaten Cirebon. Sebelum kejadian tersebut selama bulan januari sampai bulan juni 2017 BNN telah menyita barang bukti narkotika berupa; 1) sabu-sabu berjumlah 236.306,80 gram, 2) ekstasi berjumlah 108.590,25 butir, 3) ganja berjumlah 61.363,08 gram, 4) heroin berjumlah 4,60 gram, 5) kokain berjumlah 3,49 gram, 6) ketamine berjumlah 93,23 gram.
 Sebagaimana diutarakan oleh ketua BNN bahwa kelompok jaringan yang tertangkap ini  merupakan salah satu dari 72 jaringan narkoba internasional yang beroperasi di Indonesia. Astaghfirullahal ‘azhim
Dari peristiwa tersebut membuktikan bahwa saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim terbesar di dunia dalam status Darurat Narkoba. Untuk itu Presiden RI pada awal 2015 lalu menyatakan negara perang terhadap narkoba.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Indonesia darurat narkoba. Negeri ini bukan hanya menjadi konsumen tetapi lebih parah lagi sudah menjadi produsen terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan catatan BNN pada tahun 2008 penyalahgunaan narkoba berjumlah 3.362.527 orang. Tahun 2011 berjumlah 4.274.333 orang. Pada tahun 2012 berjumlah 5 juta orang. Pada tahun 2013 berjumlah 4,3 juta orang. Pada tahun 2014 berjumlah 4.022.223 orang. Pada tahun 2015 berjumlah 4.098.029 orang atau 2,2% penduduk Indonesia usia 10-59 tahun terlibat penyalahgunaan narkoba.
Adapun katagori pengguna narkoba di Indonesia; 70% kalangan pekerja, 22% kalangan pelajar dan mahasiswa, dan 8% kalangan pengangguran. Sehingga yang menjadi korban tewas mati sia-sia akibat narkoba adalah 50 orang setiap hari atau 18.250 orang setiap tahun.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan dari data tersebut, usia sasaran narkoba ini disampaing para pekerja adalah usia pelajar dan mahasiswa, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapanpun dan dimana saja.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Sebagai upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan anak-anak kita, pelajar dan mahasiswa, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dosen, dan tokoh masyarakat, dan tokoh agama harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua siswa atau mahasiswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tidak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Betapa besarnya akan efek dari penyalahgunaan narkoba ini, Allah SWT jauh-jauh sebelumnya sudah memperingatkan kita sebagai umat Islam, sebagaimana firmanNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (90) إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ (91)
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar (narkoba), berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar (narkoba) dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS.Al Maidah: 90-91)
Dalam hadits diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr RA, bahwa Nabi  SAW. bersabda:
اَلْخَمْرُ أُمُّ الْخَبَائِثِ، فَمَنْ شَرِبَهَا لَمْ تُقْبَلْ صَلاَتُهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، فَإِنْ مَاتَ وَهِيَ فِيْ بَطْنِهِ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً
“Khamr (Narkoba) adalah induk dari segala kejahatan, barangsiapa meminumnya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari, apabila ia mati sementara ada khamr di dalam perutnya, maka ia mati sebagaimana matinya orang Jahiliyyah.” (HR. At Thabrani)
Dan hadits dari Ibnu ‘Abbas RA, dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
اَلْخَمْرُ أُمُّ الْفَوَاحِشِ، وَأَكْبَرُ الْكَبَائِرِ، مَنْ شَرِبَهَا وَقَعَ عَلَى أُمِّهِ، وَخَالَتِهِ، وَعَمَّتِهِ
“Khamr (narkoba) adalah induk dari kekejian dan dosa yang paling besar, barangsiapa meminumnya, ia bisa berzina dengan ibunya, saudari ibunya, dan saudari ayahnya.” (HR.At Thabrani)

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Demikian khutbah singkat ini khatib sampaikan, semoga dengan memahami beberapa bahaya penyalahgunaan narkoba ini generasi muda kita terselamatkan dari kehancuran. Sehingga kelak mereka akan bisa meneruskan perjuangan dan kepemimpinan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada masa yang akan datang. Amin ya rabbal ‘alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah kedua diserahkan kepada khatib masing-masing

Kamis, 13 Juli 2017

Khutbah Jumat "AMALAN BERPAHALA HAJI DAN UMRAH"

AMALAN BERPAHALA HAJI DAN UMRAH
Oleh: Mursana, M.Ag

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Bersyukur kepada Allah SWT hari ini alhamdulillah kita masih bisa memenuhi undanganNya untuk melaksanakan Shalat Jum’at. Mudah-mudahan setiap langkah kita untuk menuju masjid kebanggaan kita ini dicatat kebaikan oleh Allah SWT untuk bekal pada hari kiamat nanti. Amin. Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam semesta jagat raya yakni sayyidina wa maulana Muhammad SAW beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan para pengikutNya termasuk kita semua sampai akhir zaman. Amin ya rabbal’alamin.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Menurut informasi dari Kementerian Agama Republik Indonesia bahwa keberangkatan Jamaah Haji Indonesia pada tahun 2017 Gelombang Pertama akan dilaksanakan pada akhir bulan Juli 2017. Sedangkan Gelombang Kedua akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Agustus 2017. Kita do’akan sama-sama semoga para calon tamu Allah tersebut diselamatkan dalam perjalanan, mereka bisa menunaikan manasik haji dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, dan mereka kembali ke Tanah Air dengan selamat, serta mendapatkan predikat haji mabrur dari Allah SWT. Amin

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Ibadah haji merupakan rukun yang kelima dalam Islam. Sebagai ibadah puncak, orang yang akan melaksanakan ibadah haji dibutuhkan kesiapan jasmani dan rohani yang matang. Karena itu dalam ibadah Haji; kekuatan fisik saja tidak cukup, kekuatan ekonomi saja tidak cukup, tanpa dibarengi dengan kekuatan ilmu dan dan iman memadai yang nantinya akan menentukan keikhlasan seseorang sebagai prasyarat kemabruran hajinya. Keikhlasan seseorang yang berniat akan menunaikan ibadah haji benar-benar akan diuji betul oleh SWT. baik ketika masih di Tanah Air, dalam perjalanan, ketika menjalankan manasiknya, bahkan ketika sampai di Tanah Air. oleh karena betapa beratnya mengemban keikhlasan dalam berhaji, sehingga Allah SWT memastikan membalas pahala kemabruran haji seseorang dengan balasan surga pada hari kiamat nanti. Untuk itulah, maka ibadah haji menjadi dambaan setiap orang Islam diseluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, animo umat Islam untuk bisa melaksanakan ibadah Haji sangat besar sekali. Untuk mencapai tujuan terserbut, mereka rela mengumpulkan uang selama bertahun-tahun. Bahkan subhanallah, setelah uang dirasa cukup kemudian mereka mendaftarkan hajinya, mereka juga rela menunggu puluhan tahun lamanya untuk mendapatkan giliran keberangkatannya.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Saking beratnya persyaratan ibadah haji, sehingga umat Islam tidak semua mampu melaksanakannya. Maka sebagai kerahmatan Islam kepada umatnya, Rasulullah SAW memberikan solusi kepada umat Islam yang nasibnya belum bisa melaksanakan ibadah haji karena kondisi tertentu, dengan solusi supaya mengamalkan beberapa amalan yang apabila dilaksanakan akan mendapat pahala seperti Haji dan Umrah. Tetapi bukan berarti setelah mengamalkan amalan-amalan ini, kewajiban hajinya menjadi gugur bagi orang yang sudah Istitha’ah (mampu).
Pada kesempatan ini perkenankan khatib akan menjelaskan beberapa amalan yang apabila dilaksanakan maka akan mendapatkan pahala seperti Haji dan Umrah. Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk kita semua. Amin. Inilah amalan-amalan tersebut :
Pertama, Shalat lima waktu berjama’ah di masjid

Sebagaimana hadits dari Abu Umamah RA dari Nabi Muhammad SAW bersabda;
مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فِي الجَمَاعَةِ فَهِيَ كَحَجَّةٍ وَ مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ تَطَوُّعٍ فَهِيَ كَعُمْرَةٍ نَافِلَةٍ
Siapa yang berjalan menuju shalat wajib berjama’ah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju shalat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 127)
Kedua; Melakukan shalat isyraq (shalat Dhuha di awal waktu)
Sebagaimana hadits dari Abu Umamah RA dari Nabi Muhammad SAW bersabda;
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat Sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR.Thabrani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib,no. 469)
Ketiga; Menghadiri majelis ilmu di masjid
Sebagaimana hadits dari Abu Umamah RA dari Nabi Muhammad SAW bersabda;
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ
Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 94)
Keempat; Membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat
Sebagaimana  hadits dari Abu Hurairah RA, ia berkata;
جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنَ الأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلاَ وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى ، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ ، وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا ، وَيَعْتَمِرُونَ ، وَيُجَاهِدُونَ، وَيَتَصَدَّقُونَ قَالَ « أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ بِأَمْرٍ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ ، وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ ، إِلاَّ مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ ، وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ » . فَاخْتَلَفْنَا بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنَحْمَدُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ . فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ « تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، حَتَّى يَكُونَ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ »
“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka puasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamlantas bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya dapat terdepan dari orang yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak tiga puluh tiga kali. Kami pun berselisih. Sebagian kami bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh empat kali. Aku pun kembali padanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh tiga kali.” (HR. Bukhari, no. 843).
Kelima; Melaksanakan Umrah di bulan Ramadhan
Sebagaimana hadits dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ
Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari, no. 1782; Muslim, no. 1256).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud adalah umrah Ramadhan mendapati pahala seperti pahala haji. Namun bukan berarti umrah Ramadhan sama dengan haji secara keseluruhan. Sehingga jika seseorang punya kewajiban haji, lalu ia berumrah di bulan Ramadhan, maka umrah tersebut tidak bisa menggantikan haji tadi.” (Syarh Shahih Muslim, 9:2)
Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Demikian khutbah singkat ini khatib sampaikan, semoga dengan melaksanakan beberapa amalan tersebut, keislaman kita semua menjadi sempurna, walaupun belum sempat melaksanakan ibadah Haji atau Umrah karena udzur syar’iy. Amin ya rabbal ‘alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah kedua diserahkan kepada khatib masing-masing

khutbah jumat "MEWASPADAI GERAKAN TERORIS BERKEDOK AGAMA"

MEWASPADAI GERAKAN TERORIS BERKEDOK AGAMA
Oleh: Mursana, M.Ag

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT.. yang tidak pernah berhenti memberikan berbagai macam kenikmatan yang apabila kita ingin menghitungnya niscaya tidak akan sanggup untuk menghitungnya. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahcurahkan kepada junjungan alam semesta jagat raya nabi besar Muhammad SAW.. beserta keluarga, para shahabat dan kepada orang-orang yang setia mengikuti jejak beliau dengan baik sampai akhir zaman. Amin
Tidak lupa khatib mengucapkan Taqabbalalllahu minnaa wa minkum, kullu ‘amm wa antum bikhair, minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.

Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Masih teringat dalam benak kita peristiwa penusukan 2 orang anggota Brimob pada tanggal 30 Juni 2017 lalu, tepatnya setelah 4 hari umat Islam merayakan hari kemenangan Idul Fitri 1438 H. Kronologis kejadiannya adalah ketika kurang lebih 20 orang jamaah Masjid Faletehan 200 meter dari Mabes Polri telah selesai melaksanakan shalat Isya, tiba-tiba seorang jamaah mendekati 2 orang jamaah  yang notabene anggota Brimob, lalu menusukan sebilah pisau sangkur kepada wajah dan leher 2 orang jamaah tersebut sambil mengumandangkan Takbir berkali-kali dan mengucapkan kata-kata “Kafir”.. Kemudian kedua korban beteriak “Teroris”. Lalu pelaku kabur dan dikejar anggota Brimob yang lain, dan akhirnya pelaku ditembak mati oleh anggota Brimob di TKP tidak jauh dari Mabes Polri.

Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Peristiwa ini mengingatkan kepada kita tentang kasus Bom bunuh diri di Masjid Adz Dzikra Mapolresta Cirebon pada saat shalat jum’at tanggal 15 April 2011 yang menewaskan pelakunya dan puluhan jamaah jum’at menjadi korban luka berat dan ringan.
Pertanyaan sering muncul dalam benak kita sebagai orang awam adalah; apakah Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan teror kepada sesama? Apakah Islam membolehkan melakukan teror untuk mencapai suatu tujuan tertentu? Apakah Islam mengajarkan untuk mengklaim atau mengecap “Kafir” kepada muslim lainnya, apabila berbeda pandangan/prinsip tentang pemahaman keagamaan yang bersifat furu’?

Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Jawaban dari beberepa pertanyaan tersebut adalah dengan tegas “Tidak sama sekali”. Islam tidak pernah mengajarkan semuanya itu. Karena Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam.
Karena Islam sesuai dengan namanya berasal dari kata “aslama-yuslimu-islaaman” yang berarti tunduk, patuh, pasrah, menyerahan jiwa dan raga kepada Allah. Juga bisa berarti damai, selamat, dan sejahtera. Jadi Islam berarti agama yang mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa tunduk, patuh, dan pasrah terhadap ajaran ilahi yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW. demi terciptanya perdamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.      
Dari pengertian kata Islam tersebut kiranya bisa dipahami bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya agar mengkampanyekan dan menggaungkan hidup damai kepada seluruh makhluk yang ada di alam jagat raya ini agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Berikut ini perlu khatib sampaikan beberapa ajaran Islam dan peristiwa pada zaman nabi Muhammad SAW. yang menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian dan rahmat bagi seluruh Alam, yaitu:
Pertama; dalam Kitab Riyadhus Shalihin halaman 387, nabi Muhammad SAW. pernah bersabda:
ياايهاالناس افشواالسلام واطعمواالطعام وصلواالأرحام وصلواوالناس نيام تدخلواالجنة بسلام
”Wahai sekalian manusia : tebarkan perdamaian (salam), berilah makanan kepada kaum lemah, eratkan silaturrahim, dirikan shalat malam, kalian bakal masuk sorga dengan kedamaian (salam). HR.At Turmudzi,
Kedua; dalam Kitab Al-adabun Nabawy halaman 23, nabi SAW. Bersabda:
 من لايرحم لايرحم
”Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayang”. HR.Muslim
Masih dalam kitab yang sama halaman 40, nabi SAW. Bersabda:
دخلت امرأة النار في هرة ربطتها فلم تطعمها ولم تدعها تأكل من خشاش الأرض
 “Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau melepaskannya agar dapat mencari makan dari serangga tanah." HR. Bukhari
Ketiga; dalam Kitab hadits Shahih Bukhari
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا رَأَتْ كَلْبًا فِي يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنْ الْعَطَشِ فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا
Dari Abu Hurairah ra. Dari nabi SAW. "Sesungguhnya ada seorang wanita pendosa yang melihat anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, "Anjing ini hampir mati kehausan". Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum”. HR Bukhari,
Keempat; ketika ada janazah orang yahudi lewat di depan nabi Muhammad SAW., Beliau berdiri untuk menghormati sesama makhluk Allah SWT.,
Kelima; setiap nabi mau ke Masjid selalu diludai oleh seorang lelaki yahudi ketika lewat di depan rumahnya. Suatu hari lelaki tersebut sakit, lalu Beliau menengoknya, hingga ia masuk Islam.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Beberapa hadits dan peristiwa yang terjadi pada zaman nabi Muhammad SAW. tadi menggambarkan tentang indahnya syari’at Islam, bahwa ia adalah agama kasih sayang (rahmat) bagi seluruh alam, agama damai (salam), dan agama toleran (tasamuh wa taraahum) yang senantiasa menghargai setiap perbedaan yang terjadi di alam ini.
Untuk itu khatib menghimbau kepada seluruh jamaah jum’at agar : Pertama: mari bersama-sama membentengi diri dan keluarga agar berhati-hati kepada suatu kelompok atau golongan tertentu yang yang mengajarkan doktrin-doktrin yang berbeda dengan pandangan ulama-ulama pesantren kita yang sudah berjalan ratusan tahun lalu, Kedua: belajarlah agama Islam kepada orang yang jelas asal-usunya; dari mana di belajar? Siapa yang mengajarkan? Apa yang diajarkan?. Intinya adalah tidak boleh sembarangan dalam memilih seorang guru agama. Sebab apabila salah pilih, maka akan tersesat selamanya. Ketiga: apabila ada kelompok tertentu yang karakternya berbeda dengan masyarakat setempat mengadakan sebuah halaqah ilmiyah atau kegiatan kumpul-kumpul di masjid tanpa ijin pengurus DKM, sebaiknya ditolak saja. Keempat: Fungsikan kembali peraturan “Tamu 1 X 24 jam wajib lapor kepada RT/RW” seperti jaman dulu. Dan yang kelima: laporkan kepada pihak yang berwenang apabila ada hal-hal yang berpotensi mengganggu ketentraman, keamanan dan ketertiban lingkungan warga. Tidak dibolehkan main hakim sendiri. Karena itu akan melanggar hukum dan perundang-undangan yang berlau.
Demikian semoga dengan melakukan langkah-langkah tersebut Kabupaten Cirebon akan senantiasa aman dari gerakan atau aliran yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan umat dari bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Amin ya rabbal ‘alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah kedua diserahkan kepada khatib masing-masing

Selasa, 04 Juli 2017

Khutbah Jumat Halal bi Halal 2017

PESAN SPIRITUAL HALAL BI HALAL
Oleh: Mursana, M.Ag
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ، أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sudah menjadi tradisi umat Islam Indonesia khususnya di Cirebon, apabila selesai melaksanakan ibadah puasa Ramadhan disempurnakan dengan zakat fitrah dan ditutup tanggal 1 Syawal dengan sholat ‘Idul Fitri dilanjutkan dengan acara halal bi halal. Acara ini dilaksanakan oleh sebagian besar umat Islam; mulai dari kalangan pejabat, birokrat tingkat atas sampai tingkat bawah, dan masyarakat umum. Biasanya acara ini berlangsung sampai akhir bulan Syawal. Modelnyapun bermacam-macam; ada yang mengundang muballigh, ada yang mengundang artis, bahkan ada yang kumpul-kumpul biasa sambil ngobrol ngalor ngidul dan makan bersama antar keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar, lalu ditutup dengan salam-salaman; saling maaf memaafkan antar peserta halal bi halal. Yang pasti dalam acara tersebut terlihat suasana kekeluargaan, persaudaraan dan keakraban. Seolah-olah antar peserta tidak punya beban masalah apapun.
Kalau kita perhatikan, Halal bi halal adalah kata majemuk yang terdiri atas pengulangan kata halal, diapit oleh satu huruf (kata penghubung) ba’ yang dibaca bi. Kalau kata majemuk tersebut diartikan seperti yang ditemukan dalam kamus besar bahasa Indonesia, yakni “acara ma’af memaafkan pada hari lebaran,” maka dalam halal bi halal terdapat unsur silaturrahim. Istilah kata tersebut berasal dari bahasa Arab, namun dalam masyarakat Arab Timur Tengah sebenarnya istilah itu tidak dikenal. Yang ada adalah istilah silaturrahim. Halal bi halal adalah hasil kreasi umat Islam Indonesia sendiri dan telah menjadi perbendaharaan kata keagamaan serta telah melembaga di kalangan umat Islam Indonesia. Namun istilah itu tidak ada yang tahu, sejak kapan, dimana asal usulnya, dan apa latar belakang istilah tersebut.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Kenapa kita perlu Halal bi Halal ?
Manusia adalah makhluk yang sering salah dan lupa, seperti dikatakan dalam pepatah Arab, “Al-Insaanu Mahalul Khatha’ wan Nisyaan”.
Karena manusia tempatnya salah dan lupa, maka kadang-kadang ia menyakiti perasaan orang lain. Orang yang disakiti boleh jadi ia akan marah, dan bila marah telah menyelinap dalam hati seseorang, maka orang yang telah menyebabkan orang lain itu menjadi marah, laksana telah memutuskan hubungan persaudaraan dan hubungan kasih sayang sesama manusia atau dengan kata lain telah memutuskan silaturrahim yang tidak dibenarkan oleh ajaran Islam. Sebagaimana Rasulullah SAW. pernah mengancam orang-orang yang memutuskan silaturrahim, لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعTidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim”. (HR. Bukhori dan Muslim). Oleh karena itu tradisi halal bi halal perlu dilestarikan di Cirebon dengan alasan sebagai berikut:
Pertama : Halal bi halal sebagai wadah silaturrahim. Menurut Quraish Shihab, silaturrahim adalah kata majemuk yang diambil dari kata bahasa Arab; Shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata washl yang berarti “menyambung” dan “menghimpun”. Ini berarti hanya yang terputus dan yang terserak yang dituju oleh shilat itu. Sedangkan kata Rahim pada mulanya berarti “kasih sayang”, kemudian berkembang sehingga berarti pula “peranakan” (kandungan), karena anak yang dikandung selalu mendapatkan curahan kasih sayang. Jadi silaturrahim adalah suatu aktifitas untuk saling menghubungkan atau menyambungkan tali persaudaraan/ kekeluargaan, sehingga menimbulkan kasih sayang seperti menyayangi anak kandung.
Banyak sekali hadits Rasulullah SAW. yang menganjurkan umat Islam agar gemar bersilaturrahim, diantaranya adalah Rasulullah SAW. bersabda :
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Barang siapa yang menginginkan dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka bersilaturrahimlah”. (HR. Bukhori). Hadits ini mengisyaratkan bahwa: 1) Sesulit apapun rizki kita, asal mau bersilaturrahim, Allah pasti akan membukaan jalan keluarnya. Allah SWT akan memberi rizki orang tersebut dengan tidak disangka-sangka. Rizki itu bisa melalui orang yang disilaturrahimi atau mungkin dari tetangga/masyarakat sekitar dan bisa jadi dari tetangga jauh. Yang namanya rizki bukan hanya uang, bisa juga berbentuk materi yang lain seperti pakaian, kendaraan, perhiasan atau mungkin makanan. Atau bisa juga rizki itu berbentuk kesehatan jiwa dan raga. Semua anugrah Allah untuk manusia itu disebut rizki. 2) Orang yang bersilaturrahim akan dipanjangkan umurnya. Maksudnya orang yang sedang dililit masalah kehidupan yang sangat berat, sehinga dia psimis atau putus asa dalam menghadapi kenyataan hidup, setelah bersilaturrahim ada yang memberi spirit/nasehat, sehingga dia kembali semangat dalam hidup, seolah-olah dia hidup kembali.
Kedua : Halal bi halal sebagai wadah untuk saling memaafkan antar sesama. Saling memaafkan antar sesama merupakan sikap yang dianjurkan oleh Allah SWT. sebab dengan sikap tersebut, sikap dendam dan rasa marah dapat dihilangkan. Sifat dendam dan marah itulah sesungguhnya yang sering menyebabkan terjadinya berbagai tindak kekerasan dan kekejaman. Oleh karena itu dengan mengedepankan sikap saling memaafkan (meminta dan memberi maaf), perbuatan tidak terpuji itu bisa dihindari. Memang diakui bahwa tidak semua dendam dan marah itu timbul akibat seseorang enggan meminta dan memberi maaf, tetapi yang jelas sikap enggan meminta dan memberi maaf dapat menimbulkan dendam dan marah seseorang. Selain itu, sikap saling memaafkan merupakan ciri orang yang taqwa. Oleh karenanya, orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain, nilai kepribadian dan ketaqwaannya sangat luhur. Itulah sebabnya sifat seperti itu senantiasa dimiliki oleh para Nabi dan Rasul Allah, para sahabat utama Nabi Muhammad SAW, para ahli sufi dan orang-orang sholeh. Sikap tersebut juga ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW yang memberi maaf kepada penduduk Mekkah yang dulu memusuhi dakwahnya, menyiksa dan  mengusirnya. Dengan sikap inilah satu persatu penduduk Mekkah masuk ke dalam Islam, hingga akhirnya seluruh penduduk Mekkah masuk Islam dengan berbondong bondong. Demikian pula beliau senantiasa meminta maaf kepada para sahabatnya dan umatnya, walaupun mereka mengakui bahwa beliau tidak pernah berbuat salah terhadap mereka. Menjelang akhir hayatnya, beliau mengumumkan dihadapan para sahabatnya bahwa beliau meminta maaf kepada mereka dan menyampaikan kepada mereka bahwa siapa-siapa yang merasa disakiti atau tersinggung selama dalam kepemimpinannya agar mereka mengemukakannya dan mempersilahkan untuk menuntut balas kepada beliau. Maka pada akhir hayatnya beliau tidak meninggalkan kesalahan sama sekali bahkan beliau meninggal dengan penuh keharuman dan ditengah-tengah kecintaan umat yang amat dalam. Sikap pemaaf Rasulullah SAW. Juga diteladani oleh para sahabatnya dan orang-orang sholeh. Dalam hal sikap saling memaafkan, Allah SWT berfirman : وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ”dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Q.S. Ali ‘Imran:134).
Ayat ini menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, yang berarti sikap suka memberi dan meminta maaf/saling memaafkan adalah termasuk sikap orang yang bertaqwa. Namun yang masih kita prihatinkan hingga sekarang ini adalah ternyata masih banyak orang yang enggan memberi maaf atas kesalahan yang diperbuat oleh orang lain, walaupun orang tersebut sudah bertaubat dan meminta maaf. Juga masih banyak orang yang tidak mau meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya kepada orang lain. Padahal jelas-jelas bahwa kesalahannya itu dilakukan olehnya. Akibat sikap enggan memberi dan meminta maaf itu, maka sifat-sifat dendam, marah, dan benci ada di masyarakat kita itu timbul akibat keengganan tersebut sulit dihilangkan. Akhirnya sifat-sifat tersebut merusak tali persaudaraan. Oleh karena itu melalui halal bi halal, mari buka dan lapangkan dada kita untuk saling memaafkan, hilangkan egoisme yang lainnya. Sesungguhnya sifat-sifat egoisme itu akan merendahkan dirinya, bukan sebaliknya. Sebaik-baiknya orang adalah oarng yang selalu merasa dirinya banyak salah, walaupun dia tidak melakukan perbuatan tersebut. Memang kalau menuruti dorongan nafsu bahwa meminta maaf itu berat, bahkan memberi maaf lebih berat lagi. Tetapi karena dorongan nurani, dorongan yang dipancarkan oleh Illahi, maka mau tidak mau, bisa tidak bisa, kita harus bisa membiasakan suatu sikap saling memaafkan antar sesama.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dengan demikian tradisi halal bi halal di Indonesia  harus selalu dilestarikan. Kesan bahwa halal bi halal itu ajang untuk pamer kemewahan, hura-hura, bahkan sambil mabuk-mabukan, harus dihilangkan. Halal bi halal merupakan tradisi yang suci yang lahir dari masyarakat muslim Indonesia, yang didalamnya ada silaturrahim dan sikap saling memaafkan. Kedua sikap tersebut merupakan ajaram Islam yang wajib dijunjung tinggi oleh umat Islam khususnya di Cirebon.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah kedua diserahkan kepada Khatib masing-masing


Khutbah Jum'at HUT 535i Kab.Cirebon 2017



MEMBANGUN REVOLUSI MENTAL MENUJU
MASYARAKAT CIREBON YANG BERPERADABAN
Oleh: Mursana, M.Ag
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT.. yang tidak pernah berhenti memberikan berbagai macam kenikmatan yang apabila kita ingin menghitungnya niscaya tidak akan sanggup untuk menghitungnya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahcurahkan kepada junjungan alam semesta jagat raya nabi besar Muhammad SAW.. beserta keluarga, para shahabat dan kepada orang-orang yang setia mengikuti jejak beliau dengan baik sampai akhir zaman. Amin
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sepekan yang lalu masyarakat Kabupaten Cirebon mensyukuri hari jadinya yang ke-535 tahun 2017. Setiap tanggal 2 April masyarakat mengadakan syukuran Peringatan hari jadi tersebut. Berbagai acarapun digelar dalam rangka memeriahkan hari jadi tersebut; mulai dari pagelaran seni budaya, olah raga, hiburan rakyat, ziarah kubur ke makam Sunan Gunungjati, sampai dengan pengajian dan do’a bersama untuk keseahteraan masyarakat Kabupaten Cirebon.
Dalam usianya yang ke-535, masyarakat Kabupaten Cirebon berharap banyak kepada Pemerintah Daerah agar selalu memperjuangkan daerah yang dijuluki Kota Wali ini supaya tetap subur, makmur, dan semakin sejahtera sebagaimana kejayaan Cirebon pada masa lalu.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sebagaimana kita tahu, bahwa Cirebon mempunyai catatan sejarah masa lampau yang cukup cemerlang sehingga terkenal di se-antero Nusantara. Seorang tokoh yang telah berhasil mengislamkan masyarakat Cirebon khususnya dan Tatar Galuh Jawa Barat pada umumnya, Beliau adalah Syekh Syarif Hidayatullah atau lebih masyhur dengan sebutan Kanjeng Sunan Gunung Jati. Ketika masih hidup dan memimpin Cirebon, Beliau berwasiat kepada masyarakat Cirebon “Ingsun titip Tajug lan Fakir Miskin.” Dengan berbekal pada konsep kepemimpinan inilah, sehingga masyarakyat Cirebon bisa mencapai kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera. Subur dalam kemakmuran dan makmur dalam kesuburan. Karena dalam konsep ini, orang Cirebon diajarkan agar selalu patuh dengan ajaran tuhan yang disimbolkan dengan kata Tajug dan diajarkan agar selalu berbuat kebaikan kepada sesama manusia yang disimbolkan dengan kata fakir miskin.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Petatah-petitih ini sudah membumi dalam masyarakat Cirebon, tetapi belum sampai pada tataran aplikasi. Lihat saja misalnya pada  awal tahun 2016 lalu, berbagi peristiwa yang terjadi, sangat mengusik ketentraman kita sebagai warga Cirebon. Karena hal itu sangat menodai Petatah-petitih Kanjeng Syaikh tersebut. Beberapa peristiwa tersebut antara lain: 1) muncul sekelompok orang yang menyimpang dari ajaran Islam yang dibawa oleh  kanjeng Nabi SAW dan disebarluaskan ke tanah Cirebon ini oleh seorang Waliyullah Kanjeng Sunan Gunungjati. Beberapa ajaran Kelompok ini: menggabungkan 5 kitab suci sebagai pedoman hidupnya, membolehkan nikah tanpa wali yang penting suka sama suka, membolehkan polyandri, tidak mewajibkan shalat 5 waktu, zakat, puasa. Karena mereka menganggap bahwa masa ini adalah masa jahiliyah. Jadi tidak ada hukum yang berlaku. Dan yang lebih ekstrem lagi, kelompok ini tidak mengakui sila 1 dari Pancasila;
Yang ke-2) munculnya kelompok LGBT secara nasional yang berimbas sampai ke daerah. Di Indonesia, organisasi ini lebih dari 200 kelompok. Sebuah jumlah yang cukup besar yang dikhawatirkan suatu saat nanti bisa menggoyang Gedung DPR dan Istana Negara sehingga LGBT ini dilegalkan. Tetapi alhamdulillah, berkat rahmat Allah, kelompok ini tidak dilegalkan. Karena penolakan dari berbagai pihak, termasuk semua tokoh agama melarang keras keberadaan kelompok ini.
Yang ke-3) narkoba dan miras hari ini telah mengancam generasi muda kita. Sebagaimana yang kita tahu dari media tahun 2015, ada 800 kg sabu telah masuk ke Wilayah Cirebon. Tetapi untung berkat kesigapan aparat dari POLRI dan BNN penyelundupan itu bisa digagalkan. Lalu ada lagi kasus Pesta Miras Oplosan pada awal bulan maret 2016 lalu yang menewaskan 4 orang dari 14 orang dari warga kita. Ini membuktikan bahwa Cirebon saat ini sudah Darurat Narkoba dan Miras.
dan yang ke-4) muncul kembali sebagian saudara kita yang terlibat kelompok radikal seperti dalam kasus pengeboman jalan Thamrin pada awal tahun 2016 ini.  Padahal peristiwa bom bunuh diri beberapa tahun lau di Mapolresta Cirebon sampai hari ini masih menyisakan kesedihan mendalam bagi para korban dan masyarakat Cirebon pada umumnya.
Bagaimana tidak!  Cirebon yang dari dulu dikenal sebagai daerah yang paling aman, kondusif, rukun, dan damai, pada saat ini sedikit terganggu karena ulah sebagian kelompok yang menamakan kelompok Islam tertentu yang masih dangkal dalam memahami syari’at Islam sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini merupakan cambuk bagi Pemerintah Daerah, para tokoh Agama, praktisi pendidikan, para da’i, para penyuluh agama, dan aparat yang berwenang untuk berfikir lebih dalam, kenapa akhir-akhir ini sebagian masyarakat cenderung anarkhis dalam menyelesaikan masalah?. Pertanyaan inilah yang sering muncul di kalangan para ulama dan cendekiawan. Apakah sebagian masyarakat kita sudah tidak lagi mendengar nasehat para ulama dan tokoh masyarakat? Atau mungkin kecenderungan sebagian pemeluk agama yang masih setengah-setengah dalam memahami teks-teks agama, sehingga atas nama agama yang mereka yakini, mereka siap berkorban untuk mempertahankan keyakinan yang dianutnya, walaupun dengan merugikan dirinya dan orang lain.
Jika demikian halnya, maka tugas Pemerintah Daerah, para tokoh Agama, praktisi pendidikan, para da’i, para penyuluh agama, dan aparat yang berwenang segera duduk bersama untuk melakukan langkah-langkah pencegahan (refresif) agar peristiwa-perisiwa tersebut tidak terulang kembali.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Sesepuh Kabupaten Cirebon Sunan Gunung Jati ratusan tahun yang lalu sudah memberikan petatah-petitih kepada masyarakat Cirebon agar dalam hidup ini selain harus menjaga ”Tajug lan Fakir Miskin” juga ”aja lok gawe kaniaya ing makhluk” ( jangan suka menganiaya makhluk). Untuk itulah kata beliau menjadi manusia Cirebon harus “den welas asih ing sasapada” (kasih sayang kepada sesama makhluk Allah).
Sungguh mulia dakwah islamiyah yang dibawakan oleh wali Syaikh Syarif Hidayatullah ini. Karena Islam sesuai dengan namanya berasal dari kata “aslama-yuslimu-islaaman” yang berarti tunduk, patuh, pasrah, menyerahan jiwa dan raga kepada Allah. Juga bisa berarti damai, selamat, dan sejahtera. Jadi Islam berarti agama yang mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa tunduk, patuh, dan pasrah terhadap ajaran ilahi yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW. demi terciptanya perdamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.           
Dari pengertian Islam tersebut kiranya bisa dipahami bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya agar mengkampanyekan dan menggaungkan hidup damai kepada seluruh makhluk yang ada di alam jagat raya ini agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Berikut ini perlu khatib sampaikan beberapa ajaran Islam dan peristiwa pada zaman nabi Muhammad SAW. yang menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian dan rahmat bagi seluruh Alam, yaitu:
Pertama; dalam Kitab Riyadhus Shalihin halaman 387, nabi Muhammad SAW. pernah bersabda:
ياايهاالناس افشواالسلام واطعمواالطعام وصلواالأرحام وصلواوالناس نيام تدخلواالجنة بسلام
”Wahai sekalian manusia : tebarkan perdamaian (salam), berilah makanan kepada kaum lemah, eratkan silaturrahim, dirikan shalat malam, kalian bakal masuk sorga dengan kedamaian (salam). HR.At Turmudzi,
Kedua; dalam Kitab Al-adabun Nabawy halaman 23, nabi SAW. Bersabda:
 من لايرحم لايرحم
”Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayang”. HR.Muslim
Masih dalam kitab yang sama halaman 40, nabi SAW. Bersabda:
دخلت امرأة النار في هرة ربطتهافلم تطعمهاولم تدعهاتأكل من خشاش الأرض
 “Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau melepaskannya agar dapat mencari makan dari serangga tanah." HR. Bukhari
Ketiga; dalam Kitab hadits Shahih Bukhari
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا رَأَتْ كَلْبًا فِي يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنْ الْعَطَشِ فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا
Dari Abu Hurairah ra. Dari nabi SAW. "Sesungguhnya ada seorang wanita pendosa yang melihat anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, "Anjing ini hampir mati kehausan". Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum”. HR Bukhari,
Keempat; ketika ada janazah orang yahudi lewat di depan nabi Muhammad SAW., Beliau berdiri untuk menghormati sesama makhluk Allah SWT.,
Kelima; setiap nabi mau ke Masjid selalu diludai oleh seorang lelaki yahudi ketika lewat di depan rumahnya. Suatu hari lelaki tersebut sakit, lalu Beliau menengoknya, hingga ia masuk Islam.
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Beberapa hadits dan peristiwa yang terjadi pada zaman nabi Muhammad SAW. tadi menggambarkan tentang indahnya syari’at Islam, bahwa ia adalah agama kasih sayang (rahmat) bagi seluruh alam, agama damai (salam), dan agama toleran (tasamuh wa taraahum) yang senantiasa menghargai setiap perbedaan yang terjadi di alam ini.
Untuk itu, bagi kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara pemaksaan kehendak dalam dakwahnya melalui kekerasan apalagi dengan menghalalkan segala cara, maka tindakannya itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. dan para Da’i yang telah mengenalkan Islam ke wilayah Cirebon seperti Syaikh Syarif Hidayatullah. Beliau berdua menyajikan Islam kepada umat manusia dengan Islam yang damai, toleran, dan kasih sayang. Bisa dibayangkan apabila mereka berdua berdakwah mengunakan cara-cara radikal atau kekerasan, maka umat tidak akan ada yang simpatik dengan dakwahnya, bahkan mereka lari darinya. Kalau boleh khatib gambarkan, ternyata model dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. dan Kanjeng Sunan adalah seperti pepatah dalam bahasa Sunda dan Cirebon, ”Herang Caina, beunang laukna; Banyune Bening, Iwake Kena”. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al Qur’an:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”  (QS.Ali Imran: 159). Semoga
Hadhirin Kaum Muslimin Rahimakumullah
Demikian, semoga dengan membuminya Petatah-petitih Sunan Gunungjati di hari jadi ke-535 tahun 2016 ini Kabupaten Cirebon semakin berprestasi dalam segala bidang pembangunan, sehingga Cirebon menjadi Kabupaten yang berperadaban tinggi seperti yang dicita-citakan oleh Sunan Gunungjat. Amin. Inilah hakekat dari revolusi mintal.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

khutbah kedua diserahkan
kepada khatib masing-masing