Cari Blog Ini

Kamis, 13 Juli 2017

Khutbah Jumat "AMALAN BERPAHALA HAJI DAN UMRAH"

AMALAN BERPAHALA HAJI DAN UMRAH
Oleh: Mursana, M.Ag

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Bersyukur kepada Allah SWT hari ini alhamdulillah kita masih bisa memenuhi undanganNya untuk melaksanakan Shalat Jum’at. Mudah-mudahan setiap langkah kita untuk menuju masjid kebanggaan kita ini dicatat kebaikan oleh Allah SWT untuk bekal pada hari kiamat nanti. Amin. Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam semesta jagat raya yakni sayyidina wa maulana Muhammad SAW beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan para pengikutNya termasuk kita semua sampai akhir zaman. Amin ya rabbal’alamin.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Menurut informasi dari Kementerian Agama Republik Indonesia bahwa keberangkatan Jamaah Haji Indonesia pada tahun 2017 Gelombang Pertama akan dilaksanakan pada akhir bulan Juli 2017. Sedangkan Gelombang Kedua akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Agustus 2017. Kita do’akan sama-sama semoga para calon tamu Allah tersebut diselamatkan dalam perjalanan, mereka bisa menunaikan manasik haji dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, dan mereka kembali ke Tanah Air dengan selamat, serta mendapatkan predikat haji mabrur dari Allah SWT. Amin

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Ibadah haji merupakan rukun yang kelima dalam Islam. Sebagai ibadah puncak, orang yang akan melaksanakan ibadah haji dibutuhkan kesiapan jasmani dan rohani yang matang. Karena itu dalam ibadah Haji; kekuatan fisik saja tidak cukup, kekuatan ekonomi saja tidak cukup, tanpa dibarengi dengan kekuatan ilmu dan dan iman memadai yang nantinya akan menentukan keikhlasan seseorang sebagai prasyarat kemabruran hajinya. Keikhlasan seseorang yang berniat akan menunaikan ibadah haji benar-benar akan diuji betul oleh SWT. baik ketika masih di Tanah Air, dalam perjalanan, ketika menjalankan manasiknya, bahkan ketika sampai di Tanah Air. oleh karena betapa beratnya mengemban keikhlasan dalam berhaji, sehingga Allah SWT memastikan membalas pahala kemabruran haji seseorang dengan balasan surga pada hari kiamat nanti. Untuk itulah, maka ibadah haji menjadi dambaan setiap orang Islam diseluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, animo umat Islam untuk bisa melaksanakan ibadah Haji sangat besar sekali. Untuk mencapai tujuan terserbut, mereka rela mengumpulkan uang selama bertahun-tahun. Bahkan subhanallah, setelah uang dirasa cukup kemudian mereka mendaftarkan hajinya, mereka juga rela menunggu puluhan tahun lamanya untuk mendapatkan giliran keberangkatannya.

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Saking beratnya persyaratan ibadah haji, sehingga umat Islam tidak semua mampu melaksanakannya. Maka sebagai kerahmatan Islam kepada umatnya, Rasulullah SAW memberikan solusi kepada umat Islam yang nasibnya belum bisa melaksanakan ibadah haji karena kondisi tertentu, dengan solusi supaya mengamalkan beberapa amalan yang apabila dilaksanakan akan mendapat pahala seperti Haji dan Umrah. Tetapi bukan berarti setelah mengamalkan amalan-amalan ini, kewajiban hajinya menjadi gugur bagi orang yang sudah Istitha’ah (mampu).
Pada kesempatan ini perkenankan khatib akan menjelaskan beberapa amalan yang apabila dilaksanakan maka akan mendapatkan pahala seperti Haji dan Umrah. Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk kita semua. Amin. Inilah amalan-amalan tersebut :
Pertama, Shalat lima waktu berjama’ah di masjid

Sebagaimana hadits dari Abu Umamah RA dari Nabi Muhammad SAW bersabda;
مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فِي الجَمَاعَةِ فَهِيَ كَحَجَّةٍ وَ مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ تَطَوُّعٍ فَهِيَ كَعُمْرَةٍ نَافِلَةٍ
Siapa yang berjalan menuju shalat wajib berjama’ah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju shalat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 127)
Kedua; Melakukan shalat isyraq (shalat Dhuha di awal waktu)
Sebagaimana hadits dari Abu Umamah RA dari Nabi Muhammad SAW bersabda;
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat Sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR.Thabrani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib,no. 469)
Ketiga; Menghadiri majelis ilmu di masjid
Sebagaimana hadits dari Abu Umamah RA dari Nabi Muhammad SAW bersabda;
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ
Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 94)
Keempat; Membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat
Sebagaimana  hadits dari Abu Hurairah RA, ia berkata;
جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنَ الأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلاَ وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى ، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ ، وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا ، وَيَعْتَمِرُونَ ، وَيُجَاهِدُونَ، وَيَتَصَدَّقُونَ قَالَ « أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ بِأَمْرٍ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ ، وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ ، إِلاَّ مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ ، وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ » . فَاخْتَلَفْنَا بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنَحْمَدُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ . فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ « تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، حَتَّى يَكُونَ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ »
“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka puasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamlantas bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya dapat terdepan dari orang yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak tiga puluh tiga kali. Kami pun berselisih. Sebagian kami bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh empat kali. Aku pun kembali padanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh tiga kali.” (HR. Bukhari, no. 843).
Kelima; Melaksanakan Umrah di bulan Ramadhan
Sebagaimana hadits dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ
Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari, no. 1782; Muslim, no. 1256).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud adalah umrah Ramadhan mendapati pahala seperti pahala haji. Namun bukan berarti umrah Ramadhan sama dengan haji secara keseluruhan. Sehingga jika seseorang punya kewajiban haji, lalu ia berumrah di bulan Ramadhan, maka umrah tersebut tidak bisa menggantikan haji tadi.” (Syarh Shahih Muslim, 9:2)
Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Demikian khutbah singkat ini khatib sampaikan, semoga dengan melaksanakan beberapa amalan tersebut, keislaman kita semua menjadi sempurna, walaupun belum sempat melaksanakan ibadah Haji atau Umrah karena udzur syar’iy. Amin ya rabbal ‘alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah kedua diserahkan kepada khatib masing-masing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar