KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
TERNODA
(
Sebuah Catatan Akhir Tahun 2008 )
Oleh : Mursana, M.Ag
(Penamas Kandepag Kab.Cirebon,
Alumni Pesantren Darussalam Ciamis)
Usia kemerdekaan Negara Republik
Indonesia sudah mencapai 63 tahun. Mestinya usia ini sudah cukup dewasa dalam
menghadapi berbagai persoalan di Bumi pertiwi ini. Namun apa yang terjadi,
ternyata sampai dengan saat ini bangsa yang dulu pernah dikenal oleh seluruh
dunia sebagai bangsa yang aman, damai, dan tertib, kini tidak mampu menyelesaikan
berbagai problematika bangsa. Salah satu diantaranya adalah masalah Kerukunan
Umat beragama. Kita masih ingat, pada tanggal 01 Juni 2008 lalu berbagai elemen
masyarakat dari berbagai daerah , organisasi, dan LSM yang tergabung dalam Komunitas
Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) berencana
mau melakukan rapat akbar di Lapangan Monumen Nasional Monas) dalam rangka memperingati hari lahir
Pancasila. Siang itu
mereka mendatangi kawasan tersebut, namun belum juga acara dimulai karena masih
menunggu para peserta yang bakal hadir dalam acara itu, tiba-tiba sekelompok
masa menamakan diri Komando Laskar Islam
yang sebagian besar berseragam Front Pembela Islam (FPI) dipimpin oleh Munarman
datang secara mendadak sambil meneriakan kalimat suci Allahu Akbar dengan wajah bringas mereka melakukan aksi kekerasan
dan brutal dengan cara pemukulan dengan tangan dan alat terhadap peserta rapat
akbar yang terdiri dari kaum ibu dan anak-anak disamping kaum lelaki. Tentu
saja acara yang menurut rencana akan dihadiri oleh KH.Abdurrahman Wahid ini
kacau balau tidak sesuai dengan rencana. Para korban kebrutalan FPI segera di bawa ke Rumah Sakit untuk diberikan
pertolongan. Akibat kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ini, banyak korban
yang menderita patah tulang, geger otak, luka di kepala dan wajah yang tercatat
oleh LBH berjumlah kurang lebih tujuh puluh orang termasuk diantaranya adalah
KH. Maman Imanul Hak seorang Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan. Ulama
kharismatik dari Kabupaten Majalengka ini mengalami luka yang cukup serius
hingga sebagian yang luka harus diberikan beberapa jahitan. Beberapa jam
setelah peristiwa monas pada malam hari timbul reaksi dari masyarakat Cirebon,
sekelompok orang yang mengatasnamakan simpatisan warga NU melakukan aksi
kecaman terhadap kebrutalan FPI di Monas dengan merobohkan plang papan nama
yang bertuliskan PD FPI Wilayah Cirebon
yang terletak di Desa Setu Kulon Kecamatan Weru. Pada hari-hari berikutnya
berbagai aksi kecaman dan kutukan muncul dari berbagai daerah agar organisasi
ini dibubarkan demi keutuhan NKRI. Pasalnya menurut mereka kelompok ini
meresahkan masyarakat, terbukti dengan setiap aksinya selalu melakukan
kekerasan ala bar bar. Padahal Islam adalah agama yang mengajarkan kepada
umatnya agar cinta damai, rukun, menghargai perbedaan, dan toleransi kepada
umat lain seperti tercermin dalam alQur’an surat alKafirun ayat 6:“Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. Inilah
prinsip Islam: santun dan indah yang diajarkan oleh nabi akhir zaman sayidina
wa maulana Muhammad Saw. kepada umatNya.
Kecenderungan Anarkis
Dalam berbagai kesempatan, Penulis
sering bertafakkur tentang kondisi bangsa saat ini. Kenapa akhir-akhir ini
sebagian komunitas masyarakat cenderung brutal dan anarkis dalam menyelesaikan
masalah? Sebab Indonesia yang dulu mereka kenal sebagai bangsa yang menghargai
setiap perbedaan, hidup dalam suasana rukun dan damai, kini tercabik-cabik oleh
sisi negatif pluralis itu sendiri, karena lebih menonjolkan faktor kultur, faktor
leluhur, dan primordialisme lainnya. Kita tentu tidak dapat menutup mata begitu
saja terhadap berbagai kejadian dan peristiwa kemanusiaan yang merendahkan
martabat bangsa sehingga menyandang gelar negatif, ekstrimis, radikalis,
anarkis dan teroris, dengan munculnya berbagai konflik di berbagai belahan
Nusantara meskipun pelan namun harus pasti dapat diselesaikan secara
kemanusiaan, demokratis, adil dengan menghargai keberadaan masing-masing
sebagai salah satu komponen yang lengkap dalam sebuah bangsa.
Peristiwa Monas yang terjadi
pada tanggal 01 juni 2008 lalu tidak boleh dianggap remeh. Kepada Pemerintah
dan pihak-pihak terkait hendaklah segera menyelesaikan kasus ini dengan
mengedepankan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Tindak tegas provokator dan
para perusuh sesuai dengan hukum yang beralaku. Apabila tidak segera
diselesaikan, maka peristiwa seperti di Ambon dan Poso akan meletus lagi yang
berakibat goyahnya sebuah NKRI.
Menurut Efendi Zarkasyi,
paling tidak ada empat alasan yang menyebabkan suatu komunitas bisa bertindak
anarkis, diantaranya adalah; pertama, mereka
telah terpengaruh dorongan syetan. Syetan adalah makhluk Allah yang memusuhi
kebenaran dan suka berbuat kerusakan dan kekacauan. Oleh karena itu orang-orang
yang terpengaruh dorongan syetan, maka tindakannya akan ikut memusuhi kebenaran,suka
berbuat kerusakan dan kekacauan. Kedua,
yang menjadi penyebab mereka melakukan tindakan anarkis ialah karena putus asa.
Mereka merasa putus asa karena merasa gagal untuk memaksakan kehendak
politiknya atau mungkin ideologinya, baik secara formal maupun konstitusional.
Mereka gagal karena tidak mendapatkan dukungan. Terang saja tidak mendapatkan
dukungan, sebab yang diperjuangkannya bukan kebenaran dan keadilan, serta
melalui cara-cara yang tidak wajar dan inkonstitusional. Akibat gelap mata akhirnya
menghalalkan segala cara, membuat provokasi (memancing kemarahan), makar,
memutarbalikan fakta, dan menggerakan kerusuhan masa. Ketiga, yang menjadi penyebab mereka melakukan tindakan anarkis
ialah karena mereka merasa golongan atau kelompoknya yang paling benar
(ekslusif),sedangkan yang lainnya dianggap salah atau sesat. Oleh karena itu
jika pendapat mereka sendiri tidak dipakai, sedangkan pendapat golongan lain
yang dipakai, maka mereka akan selalu memperjuangkan pendapatnya dengan segala
cara, termasuk menggunakan cara makar dan kekerasan. Dan Mereka tidak akan
pernah mau mendengar dan menerima pendapat golongan lain, walaupun itu adalah
sebuah kebenaran. Keempat, yang
menjadi penyebab mereka melakukan tindakan anarkis ialah karena mereka mengira bahwa
dengan tindakan itu situasi menjadi baik. Persangkaan itu tidak beralasan sama
sekali, dan kenyataannya malah situasi semakin runyam dan kacau balau.
Maka hendaklah kita
pertimbangkan masak-masak sebelum bertindak, sehingga kita tidak terjebak pada
perbuatan bodoh dan merusak. Orang yang berakal ialah orang yang selalu
mempertimbangkan sesuatu secara matang sebelum bertindak. Sahabat Nabi Muhammad
Saw., Ali bin Abi Thalib pernah berkata, ”lidah
orang berakal dibelakang hatinya, dan hati orang yang bodoh dibelakang
lidahnya”. (Nahjul Balaghah: 22). Keempat alasan inilah yang menyebabkan
setiap kelompok masyarakat melakukan aksi anarkis, demi meraih sebuah tujuan
dan idealisme, walaupun dengan cara yang tidak halal: merugikan, menyakitkan,
dan membuat seseorang kehilangan nyawanya.
Islam Agama Rahmatal
lil’alamin
Kata Islam berasal dari
“aslama-yuslimu-islaman” yang berarti tunduk, patuh, pasrah, menyerahan jiwa
dan raga kepada Allah, juga bisa saja berarti damai, selamat, dan sejahtera.
Jadi Islam berarti agama yang mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa
tunduk, patuh, dan pasrah terhadap ajaran
ilahi yang di bawa oleh nabi Muhammad Saw. demi terciptanya perdamaian,
keselamatan, dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Dari pengertian di atas bisa
dipahami bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan umatNya supaya mengkampanyekan hidup damai
kepada seluruh makhluk yang ada di alam jagat raya ini agar memperoleh
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Berikut ini akan
diuraikan beberapa ajaran islam dan peristiwa pada zaman nabi Muhammad Saw.
yang menggambarkan bahwa Islam adalah agama perdamaian dan rahmat bagi seluruh
Alam, yaitu: 1) dalam Riyadhus Shalihin: 387, nabi Muhammad Saw. pernah
bersabda,”Wahai sekalian manusia : tebarkan
perdamaian (salam), berilah makanan
kepada kaum lemah, eratkan silaturrahim, dirikan shalat malam, kalian bakal
masuk sorga dengan kedamaian (salam). HR.AtTurmudzi. 2) dalam Al-adabun Nabawy:
23, nabi Saw. bersabda, “ Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan
disayang”.HR.Muslim. 3) dalam kitab yang sama halaman 40, nabi Saw. bersabda,
“Seorang perempuan disiksa (di Neraka) karena telah mengurung kucing sehingga
mati, sebab kelaparan tidak diberi makan”.HR.Bukhari dan Muslim. 4) ketika ada
janazah orang yahudi lewat di depan nabi Muhammad Saw., Beliau berdiri untuk
menghormati sesama makhluk Allah Swt. 5) setiap nabi mau ke Masjid selalu
diludai oleh seorang lelaki yahudi ketika lewat di depan rumahnya. Suatu hari
lelaki tersebuts sakit, lalu Beliau menengoknya, hingga ia masuk Islam. 6)
dalam Subulussalam,IV:182, Beliau bersabda, “tidaklah seseorang disebut
gagah/kuat. sesungguhnya orang gagah/kuat adalah yang mampu menguasai hawa
nafsunya ketika ia sedang dalam keadaan marah”.HR.Muttafaq ‘alaih.
Beberapa hadits dan peristiwa
yang terjadi pada zaman nabi Muhammad
Saw. di atas menggambarkan tentang indahnya syari’at Islam, bahwa Ia adalah
agama rahmat (kasih sayang), agama damai (salam), dan agama toleran (tasamuh wa
taraahum) yang senantiasa menghargai setiap perbedaan yang terjadi di alam ini.
Semoga melalui tulisan ini
semua pihak menyadari tentang pentingnya Ukhuwah
islamiyah dan Wathoniyah demi
tegaknya NKRI yang berbhineka tunggal ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar