HIDUP QONA’AH
DITENGAH HARGA
KEBUTUHAN POKOK MELONJAK
Oleh : Mursana, M.Ag.*
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ .قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن
Naik-naik harga BBM
tinggi-tinggi sekali
Naik-naik harga listrik
tinggi-tinggi sekali
Kiri-kanan kulihat saja banyak rakyat sengsara
Kiri-kanan kulihat saja banyak rakyat sengsara
Naik-naik harga pajak
tinggi-tinggi sekali
Naik-naik harga cabai
tinggi-tinggi sekali
Kiri-kanan kulihat saja banyak rakyat sengsara
Kiri-kanan kulihat saja banyak rakyat sengsara
ليس الغنى عن كثرة العرض ولكن الغنى غنى النفس
“Bukanlah
kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya
adalah kaya hati.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Hadhirin jama’ah shalat jum’at
rahimakumullah
Bisa dibayangkan apabila ribuan masyarakat Kabupaten
Cirebon terkena dampak naiknya bahan dasar pokok kehidupan tersebut, maka akan
berdampak kerawanan sosial seperti maraknya pencurian, perampokan, perjudian,
pelacuran, dan kejahatan lainnya. Apapun bisa terjadi pada masyarakat kita di
saat perut sedang kosong, kebutuhan hidup semakin meningkat, harga kebutuhan
pokok melonjak tinggi, sedangkan uang tidak ada. Kecuali apabila masyarakat kita mau menerapkan
konsep hidup kona’ah, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Qona’ah merupakan akhlak mahmudah; merasa diri kecukupan
terhadap rizki yang Allah berikan, berapapun (besar-kecil)nya selalu cukup
karena disyukuri. Orang yang memiliki sifat Qona’ah adalah orang yang kaya
sesungguhnya, walaupun dia kelihatan miskin. Sebaliknya orang yang tidak
memiliki sifat qona’ah adalah orang yang miskin sesungguhnya, walaupun dia
kelihatan kaya.
Banyak sekali hadits Nabi Saw yang memerintahkan agar
kita memiliki sifat Qona’ah, diantaranya adalah:
القناعة كنز لايفنى
“Qona’ah
itu perbendaharaan yang tidak akan lenyap”
ليس الغنى عن كثرة العرض ولكن الغنى غنى النفس
“Kekayaan itu bukanlah karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang
sebenarnya adalah kaya hati (Qona’ah).” HR. Bukhori dan Muslim.
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, rizkinya cukup, dan
merasa cukup dengan apa-apa yang diberikan Allah SWT.” (HR. Muslim)
Hadhirin jama’ah shalat jum’at
rahimakumullah
Untuk menanamkan sifat qona’ah kepada masyarakat memang
tidak mudah, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Paling tidak harus
dimulai dari para tokoh masyarakat dan para pemimpinnya. Apabila para tokoh dan
pemimpin masyarakat mampu memberi contoh hidup Qona’ah kepada masyarakat, bukan
hidup yang serba poya-poya, maka otomatis masyarakat juga akan mengikutinya. Apalagi
masyarakat Cirebon termasuk kategori masyarakat manut. Dari zaman dulu
sampai sekarang masyarakat Cirebon selalu manut apa kata pemimpinnya
atau orang yang ditokohkannya, selama pemimpin itu selalu mengantarkan kepada
segala sesuatu yang maslahat untuk masyarakat. Tetapi apabila mereka coba-coba
menghianatinya, jangan harap masyarakat akan manut.
Hidup secara Qona’ah inilah alternatif yang paling tepat
bagi masyarakat Kabupaten Cirebon pada saat harga kebutuhan pokok itu naik.
Jika kehidupan seperti ini tidak dimiliki, mereka akan terjebak ke dalam
kehidupan Hedonisme dan materialisme. Kehidupan Hedonisme dan materialisme akan
menyeret masyarakat ke dalam kehidupan yang rakus dan tamak, akibat tidak
memiliki kepuasan dan jarang mensyukuri nikmat-Nya. Bagi orang-orang dhu’afa
ingin menjadi kaya mendadak dan apabila sudah kaya ingin menjadi kaya lagi
sampai menjadi konglomerat. Bagi seorang staff ingin menjadi pejabat, bila
sudah menjadi pejabat ingin lebih tinggi
lagi jabatannya. Begitulah nafsu dan ambisi manusia dalam berupaya memperoleh
nikmat dunia, sehingga Allah memperingatkan dalam Q.S. Attakatsur ayat 1-8
yaitu :
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ
تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ
عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ
الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu
masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatan itu). Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.
Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahi dengan pasti, niscaya kamu
benar-benar akan melihat Neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan
melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya
pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megahkan di dunia itu)”
Hadhirin jama’ah shalat jum’at
rahimakumullah
Hawa nafsu adalah anugerah yang terbesar dari Allah dan
potensi bagi setiap manusia. Namun banyak manusia yang terjebak oleh nafsu itu
sendiri, karena ia tidak bisa mengendalikannya. Al-Ghozali mengatakan; Bahwa
potensi nafsu yang dimiliki manusia itu ibarat orang yang minum air laut/asin
di saat kehausan, makin banyak diminum semakin haus. Sementara al-Busyairy
mengatakan bahwa potensi nafsu pada diri manusia itu ibarat seorang bayi yang
sedang menyusu kepada Ibunya. Ia tidak akan melepaskan penyusuan, selama Ibunya
tidak mau melepaskan. Itulah potensi nafsu pada diri manusia yang akan terus
menggerogoti manusia, selama ia tidak menghentikannya dengan Iman. Dengan kata
lain orang yang tidak mempunyai keinginan untuk menghentikan hawa nafsunya,
hidupnya akan selalu diliputi kegelisahan dan ketidaktenangan. Maka Islam
datang sebagai agama rahmatal lil’alamin memberikan konsep hidup secara
qona’ah untuk mencapai tujuan hidup bahagia di dunia dan akherat. Kehidupan
secara qona’ah akan selalu siap menghadapi kehidupan seperti apapun. Jangankan
situasi dan kondisi yang lapang, kehidupan yang sempitpun siap menghadapinya.
Hadhirin jama’ah shalat jum’at
rahimakumullah
Manusia sebagai makhluk sempurna, barangkali tidak ada
salahnya apabila mau melihat dan berguru kepada kehidupan seekor burung dan
cacing (baca Permadi Alibasya) yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Coba
lihat dan perhatikan dengan mata hati nurani kita!. Seekor burung setiap pagi
keluar dari sarangnya untuk mencari makan tanpa mengetahui di mana ia harus
mendapatkannya. Karena itu, terkadang sore hari ia pulang dalam keadaan perut
kenyang, terkadang ia pulang dengan membawa oleh-oleh makanan untuk
keluarganya, tetapi sering juga ia pulang dalam keadaan perut masih
keroncongan. Meskipun nampaknya burung lebih sering kekurangan makanan karena
tidak mempunyai tempat kerja yang tetap, apalagi setelah lahannya diobrak-abrik
oleh manusia untuk membangun Pabrik Rotan, Perumahan, dan Jalan Tol
Palimanan – Plumbon - Kanci, namun yang
jelas dan pasti, kita tidak pernah mendengar dan melihat ada burung yang
berusaha untuk bunuh diri dengan cara membenturkan kepalanya ke batu cadas,
atau gantung diri, apalagi sampai membakar diri karena takut tidak bisa memberi
makanan kepada keluarganya seperti yang pernah dilakukan oleh manusia beberapa
bulan yang lalu. Padahal burung tempat mencari makanannya tidak pasti.
Nampaknya seekor burung sangat menyadari betul bahwa demikianlah hidup,
terkadang ada di atas, terkadang juga ada di bawah, terkadang ada kemudahan,
terkadang juga ada kesulitan. Sewaktu-waktu perut kenyang, sewaktu-waktu juga
perut lapar dan seterusnya. Lain halnya dengan seekor cacing yang kehidupannya
jauh lebih tidak menguntungkan dari pada burung. Seekor cacing seolah-olah ia
tidak punya sarana untuk mencari makanannya. Coba lihat dan perhatikan dengan
seksama!. Seekor cacing tidak mempunyai tangan dan kaki atau bahkan ia tidak
mempunya mata, kaki, dan telinga. Seekor cacing serupa tentunya dengan makhluk
yang lainnya. Ia mempunya perut yang apabila tidak diisi dengan makanan, ia
kelaparan dan akan mati. Walaupun dalam keadaan seperti seekor burung dan
cacing, tetapi ia selalu usaha, tawakkal dan qona’ah. Bagaimana dengan manusia
yang dianugrahi akal pikiran? Betapa malu dan bodohnya manusia apabila dikalahkan
oleh seekor burung, apalagi oleh cacing. Bergurulah kepada seekor burung dan
cacing. Jangan mudah putus asa. Perlu diingat bahwa dunia ini luas, tidak
sesempit kuburan. Bila Pabrik Rotan, di mana tempat kita berusaha untuk mencari
nafkah sedang dalam keadaan sepi, kenapa tidak mencari tempat usaha lain yang
lebih menjanjikan dari pada rotan. Misalnya saja bertani, bercocok tanam,
berjualan, atau bisnis barang-barang bekas seperti yang dilakukan oleh
masyarakat panguragan. Pokoknya usaha apapun wajib dilakukan. Adapun hasil dari
usaha tersebut, serahkan sepenuhnya kepada Allah swt. Allah Swt. pasti akan
memberi rizki bagi para hambanya yang mau berusaha.
Hadhirin jama’ah shalat jum’at
rahimakumullah
Banyak sekali hikmah dan keutamaan apabila kita mau menjalankan
konsep hidup qona’ah, apalagi di masa krisis ini, diantaranya adalah:
Pertama: kita akan selalu Dzikrullah, ingat kepada Allah
setiap saat. Karena sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini
semata-mata rencana dan kehendak-Nya. Dia Maha Mengetahui tentang segala
sesuatu yang terjadi dan akan terjadi di masa yang akan datang.
Kedua: kita akan selalu merasa cukup dan
puas terhadap rizki yang Allah berikan. Karena kita selalu menerima dengan
ikhlas dan Ridho segala pemberian Allah. Hidup adalah cobaan. Ketika mendapat
nikmat rizki dari Allah, hakekatnya kita sedang diuji apakah mau bersyukur atau
tidak? Ketika mendapat musibah, hakekatnya kita sedang diuji oleh Allah, apakah
bisa sabar atau tidak? Orang yang qona’ah, ia akan selalu sabar dan syukur.
Ketiga: kita akan selalu merasakan
ketenangan dan kebahagiaan hidup, karena orang yang qona’ah selalu terhindar
dari sifat-sifat tamak/rakus. Falsafah sunda mengatakan saeutik mahi, loba nyesa bahkan tiasa mereh. Sedikit cukup, banyak tersisa bahkan bisa
memberikan kepada orang yang membutuhkan.
Akhirnya khatib menghimbau kepada masyarakat Cirebon, terutama yang
sedang dilanda krisis agar selalu berusaha hidup secara qona’ah, bersabar dan
bersyukurlah, Insya Allah kemenangan Allah akan segera didapat. Hanya kepada
Allah kami mengabdi dan hanya kepada Allahlah kami memohon pertolongan. Semoga
Allah senantiasa memudahkan segala hidup kita, dijauhkan dari berbagai musibah
dan malapetaka. Amin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
*Disampaikan di Masjid
Baitul Muttaqin Desa Karangmulya pada Jumat ke 2 bulan Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar