Cari Blog Ini

Rabu, 04 Januari 2017

Berguru Kepada Anjing

Berguru Kepada Anjing
Oleh : Mursana


Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siska neraka.” (QS. 3 : 191).

Di dalam sebagian masyarakat Cirebon, anjing yang bahasa Cirebonnya kirik adalah binatang yang selalu menjadi sasaran/objek penderita. Ketika seseorang sedang sial dia selalu mengatakan kirik, begitu pula jika terkena musibah, mendapat nikmat atau yang lainnya tidak pernah luput mengatakan kirik. Hal ini terjadi karena mungkin dia itu latah atau karena tidak mengerti bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak pernah terlepas sedikitpun dari Irodat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi seyogyanya segala sesuatu yang terjadi di alam ini kita kembalikan kepada Allah, bukan kepada anjing atau makhluk lainnya.
Imam Nawawi Al-Bantani, seorang ulama asal Banten Indonesia yang karyanya tersebar ke seluruh pelosok dunia pernah mengemukakan dalam salah satu karyanya yang sering dibaca di pesantren-pesantren yang ada di Nusantara ini yaitu Syarhu Kaasyifatus Saja’alaa Safiinatin Najaa Fii Ushuuulid Dinii Walfiqhi, pada halaman 42, dalam sub pembahasan Hikmah, sebagai berikut:
Di dalam diri anjing terdapat sepuluh sifat keteladanan, yang diantaranya patut dimiliki oleh setiap insan yang beriman, yakni :
Pertama        :   Gemar mengosongkan perut. Inilah salah satu sifat orang yang sholeh.
Menurut penelitian ahli kesehatan, bahwa hampir sebagian besar penyakit berasal dari makanan, memang bisa dirasakan apabila perut itu penuh dengan makanan maka kita seperti orang sakit, malas melakukan aktifitas apapun, kecuali tiduran. Maka pantas kalau Rasulullah Saw. pernah mengatakan: “Hati-hatilah kalian terhadap perut yang berisi penuh dengan makanan dan minuman, karena akan merusak kesehatan jasmani dan malas mendirikan Sholat. Maka sederhanakanlah dalam makan dan minum, yang demikian itu akan lebih menyehatkan jasmai. (HR.Bukhori). Hal senada juga pernah disampaikan oleh sahabat Ali bahwa obat penawar hati itu ada lima perkara. Diantara yang lima itu ada kata-kata, “hendaklah perut senantiasa dalam keadaan kosong.” Apalagi kalau kita sering melakukan ibadah puasa baik yang wajib atau yang sunnah, maka jasmani kita akan terasa sehat. “Berpuasalah maka kalian akan sehat,” begitu sabda Nabi Saw. Kalau anjing saja bisa seperti itu, kenapa kita tidak bisa.
Kedua            :   Tidak tidur malam hari kecuali sedikit saja. Hal ini menjadi salah satu sifat dari orang-orang ahli Tahajud.
Banyak sekali hadits Nabi Saw yang menceritakan tentang keutamaan Tahajud (Qiyamul Lail) diantaranya adalah: “Tuhan kami Allah akan turun ke langit dunia pada waktu sepertiga malam terakhir, lalu Dia menyeru: Adakah orang-orang yang meminta, pasti akan kuberi dan adakah orang-orang yang mengharap/memohon ampunan, pasti akan Ku ampuni baginya, sampai tiba waktu Subuh.”
Bagi Nabi Saw. sholat  tahajud merupakan kefardhuan, makanya beliau tidak pernah melewatkan sholat yang satu ini walaupun dalam keadaan musafir. Itu semua Beliau lakukan karena betapa utamanya Qiyamul Lail/Tahajud.
Bagaimana dengan kita? Yang mengaku umat pilihan.
Ketiga            :   Kalupun sehari ia diusir seribu kali, ia tak akan hengkang dari pintu rumah tuannya. Inilai salah satu sifat dari oran-orang sidik.
Orang mu’min yang setia kepada Allah SWT. ia tidak akan goyah sedikitpun ke imanannya kepada Allah, walau berbagai cobaan dan ujian selalu menerpanya. Anjing adalah sosok binatang yang setia kepada tuannya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga seorang hamba yang setia kepada Tuhannya? Bukankah setiap sholat kita selalu berjanji setia kepada Allah. “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam.” Tanyakan kepada nuranimu, apakah kita sudah bisa melaksanakan janji itu?
Keempat        :   Bila ia mati pantang meninggalkan warisan yang berlebihan. Inilah ciri-ciri orang Zuhud.
Zuhud adalah meninggalkan rasa cinta yang berlebihan terhadap dunia. Karenanya bagi orang zuhud akhirat adalah tujuan utama. Orang yang zuhud selalu bekerja keras untuk kehidupan dunianya, tetapi ia tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dunianya. Sebab bagi dia kehidupan dunia penuh dengan permainan dan tipu daya. Begitu kata Al-Qur’an. Bagamaina dengan prilaku pejabat kita? Mereka kalau mati meninggalkan warisan untuk beberapa turunan, padahal harta tersebut diperoleh dengan cara tidak halal.
Kelima           :   Selalu merasa puas meski menempati bumi di tempat yang paling hina sekalipun. Inilah salah satu tanda dari orang-orang yang ridho terhadap ketentuan Allah.
Mungkin kita masih ingat tentang berita dari Jawa Tengah yang sangat mencengangkan beberapa bulan yang lalu, ketika seorang Wakapolwiltabes Semarang ditembak mati oleh anak buahnya gara-gara ia dipindah tugasnya dari tempat yang “basah” ke tempat yang “kering”, padahal kalau disadari dengan baik bahwa rizki, celaka, jodoh, pati itu adalah takdir Allah SWT. Kita wajib menerimanya dengan ikhlas dan ridho. Seekor anjing binatang yang hina bisa seperti itu. Bisakah para pejabat kita ridho dan ikhlas apabila suatu saat dipindah tugaskan ke tempat yang lebih “kering”? harus bisa  dan pasti bisa.
Keenam         :   Memandangi setiap orang yang memandanginya sampai dilemparkan kepadanya sesuap makanan.
Orang ikhlas kepada Allah, ia pantang berputus asa untuk selalu berdo’a, berharap dan mohon ampun kepada Allah, hingga mendapatkan apa yang diutarakan.
Ketujuh          :   Kalaupun diusir dan ditaburi debu, ia tak akan marah dan mendendam tuannya. Inilah salah satu akhlak orang-orang yang asyik (rindhu bertemu tuhan).
Orang-orang yang selalu merindukan bertemu Allah, ia akan istiqomah, tidak takut dengan situasi apapun, bahkan apabila ada kejadian yang tidak mengenakan menerpa dirinya, ia ikhlas menerimanya karena bagi dia bertemu Allah adalah tujuan utamanya.
Kedelapan     :   Jika tempatnya ditempati oleh orang lain, ia rela menyingkir ke tempat yang lain. Inilai sebagian tindakan orang-orang yang terpuji.
Orang yang terpuji adalah orang yang tepo seliro. Ia rela pindah ke tempat lain, apabila kedudukannya ditempati orang lain yang lebih layak darinya. Dia selalu intropeksi diri dan memandang bahwa segala sesuatu kehendak Illahi, yang menerpa dirinya, itulah yang terbaik menurut Allah yang mengatur perjalanan seluruh isi alam jagat raya ini.
Kesembilan   :   Apabila diberi makanan sebesar apapun, ia rela menerimanya. Inilah salah satu akhlak orang-orang yang Qona’ah.
Ia selalu rela menerima rizki yang datang dari Allah, sebesar apapun. Ia selalu syukur apabila mendapat nikmat dan sabar apabila menerima musibah.
Kesepuluh     :   Apabila bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain, ia tidak pernah membawa bekal yang diada-adakan, melainkan menurut kemampuannya. Inilah ciri-ciri orang yang tawakal kepada Allah.
Alah berfirman : “Barangsiapa yang Tawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan riskinya.
Dari beberapa watak anjing ini kita dapat mengambil pelajaran sebagai berikut: Kita tidak boleh merasa paling hebat, sehingga merendahkan orang lain. Jangan lupa setiap manusia dan makhluk Tuhan lainnya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Seekor anjing yang selalu direndahkan dan jadi sasaran oleh sebagian masyarakat Cirebon, ternyata mempunyai kelebihan yang sangat luar biasa dahsyatnya. Semoga.



Penulis : Penyuluh Agama Islam Kec. Plumbon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar