Cari Blog Ini

Kamis, 09 November 2017

Khutbah Jum'at: "Pahlawan Sejati"

PAHLAWAN SEJATI BAGI PEMAKMUR MASJID DAN FAKIR MISKIN
Oleh : Mursana, M.Ag

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersyukur kepada Allah SWT pada hari jum’at ini bertepatan dengan hari Pahlawan (10 Nopember 2017) kita masih tetap bisa memenuhi undangan Allah SWT untuk melaksanakan ibadah ritual mingguan yakni Shalat Jum’at. Mudah-mudahan setiap langkah kita untuk menuju masjid kebanggaan kita ini dicatat kebaikan oleh Allah SWT untuk bekal pada hari kiamat nanti. Amin. Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam semesta jagat raya yakni sayyidina wa maulana Muhammad SAW beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan para pengikutNya termasuk kita semua sampai akhir zaman. Amin ya rabbal ‘alamin

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Syaikh Syarif Hidayatullah atau yang biasa dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati ketika masih hidup mewasiatkan kepada masyarakat Cirebon agar memakmurkan Masjid dan Fakir Miskin (ingsun titip tajug lan fakir miskin). Pesan ini merupakan pesan wajib bagi umat muslim Cirebon supaya dalam hidup ini; kapanpun dan di manapun berada jangan pernah meninggalkan masjid dan tidak memperdulikan nasib fakir miskin. Masjid sebagai simbol hubungan seorang hamba dengan tuhannya (hablum minallah). Sedangkan fakir miskin adalah simbol dari kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama (hablum minan nas). Begitu luasnya makna yang terkandung di dalamnya, untuk itu khatib berpendapat bahwa pesan tersebut merupakan bentuk keharmonisan hubungan antara manusia dengan tuhannya, dan antara manusia dengan manusia lainnya.
Masjid adalah suatu bangunan yang memiliki batas-batas tertentu yang didirikan untuk tujuan beribadah kepada Allah (interaksi antara seorang hamba dengan tuhannya) seperti shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya. Dan lebih spesifik lagi yang dimaksud masjid di sini adalah tempat untuk shalat berjama’ah, baik digunakan untuk shalat jum’at maupun tidak. Allah berfirman:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
 “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. al-Jin:18)
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
 “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)
Adapun yang dimaksud “memakmurkan masjid” adalah membangun dan mendirikan, mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT, menghormati dan memeliharanya dengan cara membersihkannya dari kotoran-kotoran dan sampah serta memberinya wewangian. Betapa agungnya keutamaan orang yang memakmurkan masjid, sehingga Rasulullah SAW bersabda:      
    مَنْ بَنَى مَسْجِداً يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ بَنَى اللهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّة وفي رواية لمسلم: بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena mengharap ridha Allah, maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “rumah di dalam syurga.”
Keutamaan tersebut hanya bisa dicapai dengan ikhlas semata-mata karena Allah sebagaimana teks hadits tersebut. Meskipun masjid yang dibangun itu berukuran kecil, karena dalam hadits yang lain Nabi Muhammad SAW  bersabda:
 مَنْ بَنَى ِللهِ مَسْجِداً وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun sebuah masjid karena Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi). Dengan demikian apabila seseorang membangun masjid dengan tujuan ingin dipuji oleh manusia atau hanya untuk berbangga-banggaan semata maka ia tidak akan memperoleh keutamaan ini. Dan jika hal ini terjadi, maka itu salah satu pertanda dekatnya hari kiamat. Sebagaimana Nabi SAW bersabda:
 لا تقوم الساعة حتى يتباهى الناس في المساجد
“Tidaklah kiamat akan terjadi sehingga manusia berbangga-banggaan dalam (membangun) masjid-masjid.” (HR. Ahmad, Abu Daud Ibnu Majah dan yang lainnya)

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Untuk itu Sunan Gunung Jati mengajak setiap umat muslim Cirebon untuk selalu memakmurkan masjid-masjid di sekitar tempat dia berada. Oleh karena itu Rasulullah SAW menggolongkan orang-orang yang yang rajin memakmurkan masjid termasuk dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat. Sebagaimana Nabi SAW bersabda,:
سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظل…. ورجل قلبه معلق بالمسجد إذا خرج منه حتى يعود إليه
“Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan selain naungan Allah yaitu….. “dan seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid …” (HR. Al-Bukhari dan Muslim )

Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Sebagai perwujudan kecintaan kepada sang khaliq beliau juga berpesan untuk tidak melupakan nasib fakir miskin yang ada di sekitar tempat tinggal kita. Untuk itulah sebagai warga Cirebon jangan sampai terkena stempel/cap dari Allah SWT sebagai pendusta agama, karena tidak memperdulikan nasib fakir miskin sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an Surat Al Ma’un.
Cukup besar karunia Allah SWT yang dianugerahkan kepada Kota Wali ini. Tanah pertanian membentang luas dari Susukan sampai Losari, lautan luas membentang di wilayah Pantai Utara Cirebon, ratusan Pabrik Rotan di Kecamatan Plered, Weru, Plumbon, Tengah Tani, Kedawung, Depok, Arjawinangun, dan Ciwaringin, ratusan Pengusaha Batik di Kecamatan Plered, 3 Perusahaan Tektile terbesar di Plumbon yang mempunyai ribuan karyawan, Pabrik Semen terbesar di Palimanan yang mempunyai ribuan karyawan, ratusan perusahaan Batu Alam di wilayah Dukupuntang, Industri Perikanan, PLTU, Pertanian Tebu, Bawang di Cirebon Timur dan lain sebagainaya.
Beberapa lapangan kerja tersebut sangat cukup potensial untuk memenuhi hajat hidup masyarakat Cirebon, apabila disyukuri dan dikelola secara professional. Kita tidak akan lagi mendengar di wilayah tertentu masih ada yang makan nasi aking. Kita tidak akan lagi melihat para pengemis yang yang setiap saat menghiasi wilayah ziarah pemakaman Sunan Gunung Jati. Kita tidak akan lagi melihat sebagian warga yang tinggal di sekitar Gerbong Kereta Api dan emper-emper pertokoan. Dan kita juga tidak akan lagi menyaksikan fakir miskin tidak bisa melanjutkan sekolah yang lebih tinggi karena kemiskinannya.
Semuanya itu bisa terwujud apabila kebijakan Pemerintah Daerah dan para Wakil Rakyat berpihak kepada rakyat kecil dan kesadaran masyarakat Cirebon dalam membayar zakat dan pajak cukup tinggi. Juga kepedulian para pengusaha dan orang kaya kepada fakir miskin.
Dengan demikian, andai seluruh masyarakat Cirebon mampu melaksanakan petatah-petitih ingsun titip lan fakir miskin dalam kehidupan sehari-hari, maka kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat pasti terwujud, sesuai dengan do’a yang selalu dipanjatkannya setiap ba’da shalat,  yakni:  
                                         رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Itulah hakekat Pahlawan sejati. Sebaliknya bila pesan tersebut diabaikan, maka bersiap-siaplah menyambut datangnya musibah dan kehinaan dari Allah SWT. Dalam istilah wong cerbon disebut kowalat. Seperti diungkapkan dalam al Qur’an :
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ
Semoga bermanfaat untuk kita semua dalam rangka menuju Kabupaten Cirebon Rukun, Aman, Damai, Sejahtera lahir batin, dan Selamat Hidup di Dunia dan Akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah kedua diserahkan kepada Khatib masing-masing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar