LPJ YANG AKAN KITA HADAPI
Oleh : Mursana, M.Ag
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ
وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن
Hadhirin Jama’ah
Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersyukur
kepada Allah SWT pada hari ini kita masih tetap bisa memenuhi undanganNya untuk
melaksanakan ibadah ritual mingguan yakni Shalat Jum’at. Mudah-mudahan setiap
langkah kita untuk menuju masjid kebanggaan kita ini dicatat kebaikan oleh
Allah SWT untuk bekal pada hari kiamat nanti. Amin. Shalawat dan Salam semoga
senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam semesta jagat raya yakni
sayyidina wa maulana Muhammad SAW beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan
para pengikutNya termasuk kita semua sampai akhir zaman. Amin
Hadhirin Jama’ah
Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Setiap amal kehidupan di dunia ini harus senantiasa ada Laporan Pertanggungjawaban ( LPJ ).
Artinya bahwa setiap orang
yang diberi amanah ( mandat ) harus mempertanggungjawabkan amanahnya kepada
orang yang memberikan amanah kepadanya. Seorang karyawan harus
mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada atasannya. Buruh akan
mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada majikannya. Lurah
mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada Camat, dan Camat mempertanggungjawabkan
pekerjaannya kepada Bupati, dan seterusnya sampai kepada Presiden yang harus
mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada rakyat melalui MPR. Fenomena ini sudah
lazim bagi kita di dunia ini. Bahkan, akan tetap lazim dan up to date bagi kita
sampai memasuki alam yang baru nanti, yaitu alam akhirat. Semua manusia harus
mempertanggungjawabkan LPJ perbuatan
dan amalnya kepada Allah SWT besok di hari akhirat karena manusia adalah
makhluk ciptaan-Nya serta menjadi khalifah-Nya di muka bumi ini.
Dalam hal
ini setidaknya ada empat LPJ yang
harus kita pertanggungjawabkan kepada Sang Auditor Akbar: Allah
SWT kelak pada hari
kiamat nanti. Nabi SAW
bersabda dalam sebuah hadisnya:
لاَ
تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَ
أَفْنَاهُ, وَعَنْ عِلْمِهِ مَا فَعَلَ بِهِ, وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ
اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ, وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ.
“Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti, sehingga ia akan diaudit empat LPJ-nya oleh Allah SWT (yaitu):(1) Tentang umurnya untuk apa ia
habiskan?; (2) Tentang ilmunya untuk apa ia
amalkan?; (3)Tentang hartanya darimana ia dapatkan dan
kemana ia belanjakan?; dan (4) Tentang badannya untuk apa ia gunakan?.(HR. At-Tirmidzi)
Hadhirin Jama’ah
Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Keempat LPJ tersebut mari kita pahami dan renungkan secara mendalam yaitu:
Pertama: LPJ Tentang Umur yang kita miliki
Pertama: LPJ Tentang Umur yang kita miliki
Allah
SWT memberikan umur kepada manusia sesuai dengan kehendak-Nya, ada yang
panjang, ada yang
pendek, dan ada yang sedang-sedang saja. Yang jelas umur yang diberikan kepada
manusia itu ada batasnya, dan pada waktunya, manusia akan diwafatkan oleh Allah
SWT. Allah berfirman dalam Al Qur’an:
وَلِكُلِّ
أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا
يَسْتَقْدِمُونَ
" Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila
telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya." (Al-A'raaf: 34)
Berkaitan
dengan umur ini umat Muhammad adalah umat yang paling pendek umurnya
dibandingkan dengan umat-umat yang terdahulu. Nabi saw sendiri umurnya hanya berkisar 63 tahun, sebuah umur yang relatif pendek bila
dibandingkan dengan para Nabi sebelumnya. Secara umum umat Muhammad berumur
dalam kisaran 60 tahunan. Dalam berbagai riwayat diceritakan bahwa umur umatku
tidak jauh dariku.
Dengan
umur sependek itu, pertanyaan yang perlu dikedepankan adalah untuk apa umur
yang begitu singkat itu kita habiskan? Realitas sosial menunjukkan bahwa
kebanyakan manusia selalu menunda-nunda melakukan amal saleh padahal tidak
jarang manusia yang masih muda, bahkan masih kecil, secara mendadak di wafatkan
oleh Allah SWT, Bagaimana menghadap kepada Allah SWT sedangkan mereka ini dalam
keadaan tidak siap mati karena semasa hidupnya belum membekali dirinya dengan
bekal-bekal kehidupan akhirat. Mereka menunda-nunda di sisa umurnya, tapi di
tengah perjalanan ke sana mereka terlebih dahulu sudah diwafatkan oleh Allah
SWT. Kalau memang begini jadinaya, siapa yang rugi? Oleh karena itu, kita
memang harus selalu stand by dan siap dalam menghadapi yang namanya maut itu.
Kapan pun, di mana pun, dan saat apa pun kita harus siap menyambut panggilan yang terakhir dari Allah di dunia
ini. Dengan demikian, bekal taqwa dan ibadah yang selalu menyertai kita di mana
pun kita berada adalah yang terbaik bagi kita.
Hadhirin Jama’ah
Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Kedua: LPJ Tentang Ilmu yang kita miliki
Salah satu ciri yang membedakan antara manusia dengan binatang adalah adanya akal. Dengan akal
manusia mampu mengakses kebaikan-kebaikan, informasi-informasi, dan lain-lain.
Dengan akal pula manusia mampu menghasilkan ilmu. Berbekal ilmulah manusia
mencari kebahagiaan serta keselamatan di dunia dan di akhirat. Semakin banyak
ilmunya, semakin dekat pula dia kepada Sang Pencipta (apabila digunakan
sebagaimana mestinya). Dengan ilmu yang dimiliki, manusia diharapkan akan
menjadi orang yang baik dalam semua lini kehidupannya, terutama ilmu agama.
Namun, jika ada orang yang pengetahuan agamanya lebih dari cukup, lalu tindakan
kesehariannya tidak sesuai dengan ilmunya, bahkan bertentangan, maka orang yang
demikian ini akan lebih dulu disiksa oleh Allah SWT, sebelum Dia menyiksa
orang-orang kafir penyembah berhala.
Hadhirin Jama’ah
Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Ketiga: LPJ tentang Harta
Benda yang kita miliki
Dalam
hal harta benda, ada dua pertanyaan yang akan ditanyakan Allah kepada kita.
Pertama, dari mana harta itu dihasilkan? Kedua, untuk apa harta itu dibelanjakan?
Harta yang ada pada kita itu semata-mata titipan Allah SWT, karena itu kita
harus pandai-pandai memperoleh dan membelanjakannya. Harta yang kita dapatkan
harus melalui jalan dan cara yang halal. Apabila tidak seperti itu, maka pada
hakikatnya hanya menyengsarakan kita. Rasul saw bersabda:
كل لحم نبت من
حرم فا النار اولى
به
"Setiap
daging yang tumbuh dari barang yang haram, maka neraka lebih berhak untuk
memakan (menyiksa) daging itu."
Setelah
harta tersebut kita peroleh dari jalan yang halal, maka kita pun wajib
membersihkan (menzakati) harta itu jika sudah mencapai satu nishab. Nishab
harta benda senilai 85 gram emas dan kita keluarkan 2 ½ % nya. Sebagaimana Al Qur’an menjelaskannya,
خُذْ مِنْ
أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ
إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu mmembersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui." (At-Taubah: 103)
Hadhirin Jama’ah
Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Keempat:
LPJ Tentang Badan yang kita miliki
Kebanyakan manusia ketika sehat dan bugar sering lupa
akan kewajibannyan kepada Yang Maha Kuasa dan selalu lupa untuk melakukan
hal-hal yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Demikian
pula ketika terbuka kesempatan yang luas dihadapannya, yaitu ketika mereka
sedang menjadi orang yang penting, mereka lupa akan hal-hal tersebut. Namun,
ketika semuanya itu sudah sirna di hadapannya, yang sibuk sudah menjadi tidak
sibuk, yang pegawai (karyawan) menjadi pensiun dan yang militer sudah menjadi
purnawirawan, mereka semua ini baru sadar akan pentingnya hal-hal tersebut.
Orang-orang semacam ini masih beruntung karena penundaan mereka masih
membuahkan hasil dan tidak sia-sia. Akan tetapi, alangkah ruginya bagi
orang-orang yang suka menunda-nunda amal shaleh,
akan tetapi maut segera menjemputnya dengan tiba-tiba. Alangkah sia-sianya
penundaan mereka. Oleh karena itu, Rasulullas SAW mengingatkan kepada kita dalam sabdaNya:
نعمتان مغبون
فيهما كثير من ا لناس الصحة
والفرغ ( رواه البخاري )
"Ada
dua kenikmatan, kebanyakan manusia terlena dengan keduanya (sehingga mereka
tidak diberkahi Allah), yaitu kesehatan dan kesempatan." (HR
Al-Bukhari)
Dalam
riwayat yang lain Rasul saw pernah memberi nasihat kepada Ibnu Umar:
وخذ من صحتك لمرضك ( رواه البخاري )
"Dan
(manfaatkanlah) kesehatanmu sebelum datang waktu sakitkanmu" (HR.Bukhari)
Hadhirin Jama’ah
Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Demikianlah khutbah sederhana ini
yang bisa khatib sampaikan, semoga LPJ keimanan dan amal shalih kita bisa lulus
dan lolos dari hisab auditor Allah SWT pada hari kiamat nanti. Amin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah kedua diserahkan kepada khatib
masing-masing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar