HIDUP QONA’AH DI MASA KRISIS
Oleh: Mursana, M.Ag
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ
تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا
النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن
Hadhirin
Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersyukur kepada Allah SWT hari ini
alhamdulillah kita masih bisa memenuhi undanganNya untuk melaksanakan Shalat
Jum’at. Mudah-mudahan setiap langkah kita untuk menuju masjid kebanggaan kita
ini dicatat kebaikan oleh Allah SWT untuk bekal pada hari kiamat nanti. Amin.
Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam
semesta jagat raya yakni sayyidina wa maulana Muhammad SAW beserta keluargaNya,
para sahabatNya, dan para pengikutNya termasuk kita semua sampai akhir zaman.
Amin ya rabbal’alamin.
Hadhirin
Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Sebagaimana kita
maklumi bersama bahwa Industri Rotan adalah termasuk
komoditas export andalan di Kabupaten Cirebon. Namun sudah menjadi kebiasaan setiap bulan
Agustus, Industri Rotan yang ada di Kabupaten Cirebon mengalami kesepian. Hal ini disebabkan karena
beberapa faktor, diantaranya adalah; Negara yang menjadi tujuan Export sedang
musim dingin/salju, musim liburan, dan ada pula negara yang menjadi tujuan
export tersebut menolak, seperti negara China .
Apapun alasannya, yang jelas apabila
Industri Rotan tersebut sepi, maka dampaknya adalah pengangguran. Ribuan
karyawan Rotan tidak menentu nasibnya. Ada yang beralih profesi menjadi tukang
becak, menjadi penjual es buah, menjadi kuli bangunan, bahkan ada pula yang
menjadi pengangguran total.
Bisa dibayangkan apabila ribuan masyarakat Cirebon menganggur, terutama yang
tinggal di Kecamatan Weru, Plered, Tengah Tani, Kedawung, Plumbon, Klangenan,
Palimanan dan Arjawinangun, maka akan berdampak kerawanan sosial seperti
maraknya perjudian, pelacuran, pencurian dan kejahatan lainnya. Apapun bisa
terjadi pada masyarakat kita pada saat perut sedang kosong, kebutuhan hidup
semakin meningkat sedangkan uang tidak ada, kecuali apabila masyarakat kita mau
menerapkan konsep hidup qona’ah, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Jamaah Jum'at yang
dimuliakan Allah SWT.
Qona’ah
merupakan akhlak mahmudah yakni merasa diri kecukupan terhadap rizki yang
Allah berikan, berapapun (besar-kecil)nya selalu cukup karena disyukuri. Orang
yang memiliki sifat Qona’ah adalah orang yang kaya sesungguhnya, walaupun dia
kelihatan miskin. Sebaliknya orang yang tidak memiliki sifat qona’ah adalah
orang yang miskin sesungguhnya, walaupun dia kelihatan kaya. Banyak sekali
hadits Nabi Saw yang memerintahkan agar kita mempunyai sifat Qona’ah seperti yang tercantum dalam Kitab Riyadhusshalihin, diantaranya adalah:
القَنَاعَةُ كَنْزٌلَا
يُفْنَى
“Qona’ah
itu perbendaharaan (kekayaan) yang tidak akan lenyap”
لَيْسَ الغِنَى عَن كَثرَةِ العَرَض، وَلكِنَّ الغِنَى غِنَى
النَّفْسِ (متفقٌ عَلَيْهِ )
“Kekayaan itu bukanlah karena banyaknya harta
benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati (Qona’ah).” HR. Bukhori
dan Muslim.
قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافاً، وقَنَّعَهُ الله
بِمَا آتَاهُ (رواه مسلم)
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam,
rizkinya cukup, dan merasa cukup dengan apa-apa yang diberikan Allah SWT.” (HR. Muslim)
Untuk menanamkan sifat qona’ah kepada
masyarakat memang tidak mudah, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Paling
tidak harus dimulai dari para tokoh masyarakat dan para pemimpinnya. Apabila
para tokoh dan pemimpin masyarakat mampu memberi contoh hidup Qona’ah kepada
masyarakat, bukan hidup yang serba poya-poya, maka otomatis masyarakat juga
akan mengikutinya. Apalagi masyarakat Cirebon termasuk kategori masyarakat manut.
Dari zaman dulu sampai sekarang masyarakat Cirebon selalu manut apa kata
pemimpinnya atau orang yang ditokohkannya, selama pemimpin itu selalu
mengantarkan kepada segala sesuatu yang maslahat untuk masyarakat. Tetapi
apabila mereka coba-coba menghianatinya, jangan harap masyarakat akan manut.
Hidup secara Qona’ah inilah alternatif yang paling
tepat bagi masyarakat Cirebon terutama di saat Industri Rotan sedang sepi. Jika
kehidupan seperti ini tidak dimiliki, mereka akan terjebak ke dalam kehidupan
Hedonisme dan materialisme. Kehidupan Hedonisme dan materialisme akan menyeret
masyarakat ke dalam kehidupan yang rakus dan tamak, akibat tidak memiliki
kepuasan dan jarang mensyukuri nikmat-Nya. Bagi orang-orang dhu’afa ingin
menjadi kaya mendadak dan apabila sudah kaya ingin menjadi kaya lagi sampai
menjadi konglomerat. Bagi seorang staff ingin menjadi pejabat, bila sudah menjadi pejabat ingin lebih tinggi lagi
jabatannya. Begitulah nafsu dan ambisi manusia dalam berupaya memperoleh nikmat
dunia, sehingga Allah memperingatkan dalam Q.S. Attakatsur ayat 1-3 yaitu:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
(1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3)
“Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali
tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu).
Hawa nafsu adalah anugerah yang terbesar dari
Allah dan potensi bagi setiap manusia. Namun banyak manusia yang terjebak oleh
nafsu itu sendiri, karena ia tidak bisa mengendalikannya. Imam Al-Ghozali
mengatakan; Bahwa potensi nafsu yang dimiliki manusia itu ibarat orang yang
minum air laut/asin di saat kehausan, makin banyak diminum semakin haus.
Sementara al-Busyairy mengatakan bahwa potensi nafsu pada diri manusia itu
ibarat seorang bayi yang sedang menyusu kepada Ibunya. Ia tidak akan melepaskan penyusuan, selama Ibunya
tidak mau melepaskan. Itulah potensi nafsu pada diri manusia yang akan terus
menggerogoti manusia, selama ia tidak menghentikannya dengan Iman. Dengan kata
lain orang yang tidak mempunyai keinginan untuk menghentikan hawa nafsunya,
hidupnya akan selalu diliputi kegelisahan dan ketidaktenangan. Maka Islam
datang sebagai agama rahmatal lil’alamin memberikan konsep hidup secara
qona’ah untuk mencapai tujuan hidup bahagia di dunia dan akherat. Kehidupan
secara qona’ah akan selalu siap menghadapi kehidupan seperti apapun. Jangankan
situasi dan kondisi yang lapang, kehidupan yang sempitpun siap menghadapinya.
Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT.
Manusia sebagai makhluk sempurna, barangkali tidak
ada salahnya apabila mau melihat dan berguru kepada kehidupan seekor burung dan
cacing (baca Permadi Alibasya) yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Coba
lihat dan perhatikan dengan mata hati nurani kita!. Seekor burung setiap pagi
keluar dari sarangnya untuk mencari makan tanpa mengetahui di mana ia harus
mendapatkannya. Karena itu, terkadang sore hari ia pulang dalam keadaan perut
kenyang, terkadang ia pulang dengan membawa oleh-oleh makanan untuk keluarganya,
tetapi sering juga ia pulang dalam keadaan perut masih keroncongan. Meskipun
nampaknya burung lebih sering kekurangan makanan karena tidak mempunyai tempat
kerja yang tetap, apalagi setelah lahannya diobrak-abrik oleh manusia
untuk membangun Pabrik Rotan, Perumahan, dan Jalan Tol Palimanan – Plumbon - Kanci, namun yang jelas dan pasti, kita
tidak pernah mendengar dan melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri
dengan cara membenturkan kepalanya ke batu cadas, atau gantung diri, apalagi
sampai membakar diri karena takut tidak bisa memberi makanan kepada keluarganya
seperti yang pernah dilakukan oleh manusia beberapa bulan yang lalu. Padahal
burung tempat mencari makanannya tidak pasti. Nampaknya seekor burung sangat
menyadari betul bahwa demikianlah hidup, terkadang ada di atas, terkadang juga
ada di bawah, terkadang ada kemudahan, terkadang juga ada kesulitan.
Sewaktu-waktu perut kenyang, sewaktu-waktu juga perut lapar dan seterusnya.
Lain halnya dengan seekor cacing yang kehidupannya jauh lebih tidak
menguntungkan dari pada burung. Seekor cacing seolah-olah ia tidak punya sarana
untuk mencari makanannya. Coba lihat dan perhatikan dengan seksama!. Seekor
cacing tidak mempunyai tangan dan kaki atau bahkan ia tidak mempunya mata,
kaki, dan telinga. Seekor cacing serupa tentunya dengan makhluk yang lainnya.
Ia mempunya perut yang apabila tidak diisi dengan makanan, ia kelaparan dan
akan mati. Walaupun dalam keadaan seperti seekor burung dan cacing, tetapi ia
selalu usaha, tawakkal dan qona’ah.
Bagaimana dengan manusia yang dianugrahi akal
pikiran? Betapa malu dan bodohnya manusia apabila dikalahkan oleh seekor
burung, apalagi oleh cacing. Bergurulah kepada seekor burung dan cacing. Jangan
mudah putus asa. Perlu diingat bahwa dunia ini luas, tidak sesempit kuburan.
Bila Pabrik Rotan, di mana tempat kita berusaha untuk mencari nafkah sedang
dalam keadaan sepi, kenapa tidak mencari tempat usaha lain yang lebih
menjanjikan dari pada rotan. Misalnya saja bertani, bercocok tanam, berjualan,
atau bisnis barang-barang bekas seperti yang dilakukan oleh masyarakat
panguragan. Pokoknya usaha apapun wajib dilakukan. Adapun hasil dari usaha
tersebut, serahkan sepenuhnya kepada Allah swt. Allah Swt. pasti akan memberi
rizki bagi para hambanya yang mau berusaha.
Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah SWT,
Akhirnya khatib menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Cirebon, terutama yang sedang dilanda krisis agar selalu berusaha hidup
secara qona’ah, bersabar dan bersyukurlah, Insya Allah kemenangan Allah akan
segera didapat. Amin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah
kedua diserahkan kepada khatib masing-masing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar