STOP KABAR BERITA HOAX
Oleh : Mursana, M.Ag
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. فَصَلَوَاتُ اللهِ
وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن
Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersyukur kepada Allah SWT pada hari jum’at ini kita masih tetap
bisa memenuhi undangan Allah SWT untuk melaksanakan ibadah ritual mingguan
yakni Shalat Jum’at. Mudah-mudahan setiap langkah untuk menuju masjid
kebanggaan kita ini dicatat kebaikan oleh Allah SWT untuk bekal pada hari
kiamat nanti. Amin.
Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan alam
semesta jagat raya yakni sayyidina wa maulana Muhammad SAW beserta keluargaNya,
para sahabatNya, dan para pengikutNya termasuk kita semua sampai akhir zaman.
Amin ya rabbal ‘alamin
Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Hampir dua tahun
belakangan ini, negeri kita dihebohkan dengan berbagai pemberitaan yang simpang
siur dan mengandung unsur fitnah, dalam semua lini kehidupan. Akibat dari
pemberitaan yang bernada provokatif ini, hampir saja membuat anak bangsa ini terkotak-kotak
dan terpecah belah. Ada kelompok yang merasa paling membela Islam dan ada
kelompok yang merasa paling membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Melalui media sosial baik online maupun offline dan bahkan melalui media
pengajian dan tabligh akbar, keduanya membuat kabar berita yang saling
memojokkan, saling hina, dan saling mencaci maki. Sehingga belakangan ini,
berita-berita fitnah dan provokatif seolah-olah sudah menjadi makanan
sehari-hari. Apabila kondisi buruk tersebut dibiarkan, maka dikhawatirkan akan
terjadi perang saudara yang berakibat hancurnya sendi-sendi kehidupan di NKRI.
Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Terus bagaimana dengan
sikap kita sebagai pribadi Muslim di tengah informasi hoaks yang merajalela. Di
antara yang dapat kita lakukan adalah dengan tidak menjadi orang yang memproduksi
dan membuat informasi hoax itu sendiri.
Hendaknya kita menjauhkan diri dari membuat kabar berita yang mengandung unsur kebohongan, fitnah, ujaran kebencian dan adu domba.
Selain tidak menjadi produsen, kita juga hendaknya tidak menjadi distributor
dari berbagai kabar berita hoax. Boleh jadi kita tidak membuat kebohongan, boleh jadi kita tidak
memproduksi kebohongan, tapi bukan berarti kita sah dan boleh
menyebarkanluaskan kebohongan. Boleh jadi kita hanya menerima kiriman kabar berita hoax, tapi tidak berarti
kita boleh membagikan kembali informasi hoax yang kita terima untuk kita sebarkan kembali. Selama kita masih menjadi
produsen, selama kita masih menjadi distributor informasi hoax, maka sampai kapanpun kehidupan kita akan
terus dikepung oleh kabar berita hoax.
Menurut pandangan Islam yang kita anut, berbohong atau membuat kebohongan adalah sikap dan perilaku yang tidak
dapat menyatu dalam diri seorang pribadi Muslim yang beriman. Dalam Surat
an-Nahl ayat 105 Allah telah memberikan peringatan dengan sangat jelas.
إنَّمَا يَفْتَرِي
الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan atau membuat kebohongan,
hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka
itulah orang-orang pendusta.” (QS an-Nahl: 105)
Maka dari itu, sesungguhnya iman dan kebohongan ibarat air dan minyak yang
tidak akan pernah menyatu dalam pribadi seorang Muslim. Orang yang membuat
kebohongan tidak dapat disebut sebagai seorang yang beriman. Dan sebaliknya
orang yang beriman bukanlah orang yang suka membuat kebohongan.
Dalam hadits riwayat Imam Malik diceritakan, pada suatu hari Baginda Nabi
pernah ditanya:
أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ
جَبَانًا؟
“Apakah ada orang yang beriman tapi dia seorang pengecut dan penakut?”
Jawab Nabi Muhammad SAW., “Ya ada”
أَفَيَكُونُ بَخِيلًا؟
“Apakah ada orang yang beriman tapi dia seorang yang pelit bakhil?”
Jawab Nabi Muhammad SAW., “Ya ada”
أَفَيَكُونُ
كَذَّابًا؟
“Apakah ada orang yang beriman tapi dia suka membuat kebohongan?”
Jawab Nabi Muhammad SAW., “Tidak ada.”
Seorang mukmin boleh jadi dia adalah seorang yang
pengecut dan penakut, seorang mukmin boleh jadi dia adalah seorang yang pelit
dan bakhil, tapi tidak ada kamusnya seseorang disebut mukmin tapi dia seorang
pembohong dan pembuat kebohongan.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihyâ
‘Ulûmiddîn mengatakan bahwa pada hakikatnya kebohongan tidak
diperbolehkan bukan karena kebohongan itu sendiri (lâ bi ‘ainihi). Akan tetapi kebohongan dilarang dalam agama karena kebobongan itu
menimbulkan banyak dampak negatif.
Sama dengan hal tersebut, dalam kitab Adabud Dunyâ Waddîn, Imam
Al-Mawardi menjelaskan:
الْكَذِبُ جِمَاعُ كُلِّ شَرٍّ، وَأَصْلُ كُلِّ ذَمٍّ
لِسُوءِ عَوَاقِبِهِ، وَخُبْثِ نَتَائِجِهِ؛
“Kebohongan adalah sumber dan akar dari segala kejahatan dan kejelekan
karena dampak buruk dan keji yang ditimbulkannya.”
لِأَنَّهُ يُنْتِجُ النَّمِيمَةَ، وَالنَّمِيمَةُ
تُنْتِجُ الْبَغْضَاءَ، وَالْبَغْضَاءُ تُؤَوَّلُ إلَى الْعَدَاوَةِ، وَلَيْسَ
مَعَ الْعَدَاوَةِ أَمْنٌ وَلَا رَاحَةٌ
“Karena sesungguhnya kebohongan dapat menimbulkan fitnah, dan fitnah
membawa pada kemarahan. Lalu kemarahan akan menjadi awal dari permusuhan. Dan
tidak ada yang namanya rasa aman dan ketentraman dalam sebuah permusuhan.”
Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
Demikian khutbah ini, semoga kita terhindar dari
bahaya kabar berita hoax dan akhirnya khatib tutup dengan ungkapan Ibnu Muqoffa
seorang pujangga yang hidup pada zaman Dinasti Abbasiyah yang termaktub dalam
kitab Adabud Dunyâ Waddîn:
لَا تَتَهَاوَنْ بِإِرْسَالِ الْكِذْبَةِ مِنْ الْهَزْلِ
فَإِنَّهَا تُسْرِعُ إلَى إبْطَالِ الْحَقِّ
“Janganlah seseorang menganggap remeh mengirim berita bohong meski sekadar
guyon dan lucu-lucuan. Karena sesungguhnya kebohongan itu dapat dengan cepat
menenggelamkan kabar berita yang berisi
kebenaran.”
Hadhirin Jama’ah Shalat Jum’ah Rahimakumullah
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ
العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَقُلْ
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah kedua diserahkan kepada Khatib masing-masing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar